Menuju konten utama

Jakarta Terancam Tenggelam, PSI: Akibat Eksploitasi Air Tanah

PSI melihat eksploitasi air tanah terjadi lantaran tak semua warga mendapat akses air bersih PDAM.

Jakarta Terancam Tenggelam, PSI: Akibat Eksploitasi Air Tanah
Pedagang air bersih eceran mendorong gerobak jeriken air untuk dijual kepada warga di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - DPRD DKI fraksi PSI menilai ancaman Jakarta bisa tenggelam disebabkan oleh eksploitasi air tanah secara berlebihan. Eksploitasi air tanah itu tak terlepas dari persentase warga Jakarta pengguna air PDAM yang terbilang rendah.

Demikian disampaikan Sekretaris Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta, Anthony Winza Probowo dalam diskusi online “Jakarta Segera Tenggelam?”

“Kenapa terjadi eksploitasi air tanah? Tidak lain karena akses terhadap pipanisasi air bersih masih sangat terbatas. Data kita menunjukkan paling hanya 63 persen warga yang mendapatkan akses air bersih PDAM,” kata Anthony melalui keterangan tertulisnya, Kamis (16/9/2021).

Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta itu menjelaskan penurunan muka tanah di Jakarta beragam, antara 0,1 – 8 sentimeter per tahun.

Dia juga mengaku telah mengunjungi ke sejumlah warga dan menemukan bahwa banyak warga kurang mampu Jakarta harus membeli air keliling dengan harga mahal. Pasalnya, mereka belum mendapat akses air bersih PDAM, sementara kualitas air tanah di daerah mereka sangat buruk.

“Yang saya temukan, warga miskin itu membayar air bersih 10 kali lebih mahal daripada hotel bintang 5. Ya, bagaimana mereka enggak pakai air bawah tanah karena pipanya enggak ada, [Jadi] terpaksa beli air keliling atau memakai air tanah,” ucapnya.

Pemasangan pipa-pipa dan mengalirkan air PDAM ke seluruh warga Jakarta dibutuhkan anggaran yang sangat besar, berkisar Rp23 – 30 triliun sampai tahun 2030, kata Anthony. Namun masalahnya, anggaran untuk PDAM dari tahun ke tahun hanya ratusan miliar saja, sehingga tidak realistis terhadap program tersebut.

“Selama kami di DPRD, nggak pernah anggaran air bersih ini mencapai Rp1 triliun, paling Rp200 miliar per tahun.

Jadi, jika kebutuhannya sebesar Rp20 triliun dengan anggaran yang hanya Rp200 miliar, masih butuh waktu 100 tahun lagi baru DKI mencapai 100 persen pipanisasi air bersih ke seluruh warga.

"Baru kita mengharapkan orang-orang tidak memakai air tanah,” pungkasnya.

Ancaman Jakarta akan tenggelam beberapa tahun ke depan memang pernah diutarakan sejumlah otoritas baik di dalam maupun dari luar negeri.

Beberapa waktu lalu, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pada laman resminya menyebut, Jakarta dan pulau reklamasi menjadi salah satu kota pesisir yang terancam tenggelam. Prediksi terebut berdasarkan kondisi dari berbagai faktor. Di antaranya perubahan iklim, jumlah penduduk yang terus bertambah, juga eksploitasi air di wilayah Ibu Kota.

Bahkan, pada Agustus kemarin, Presiden AS Joe Biden sempat menyinggung soal Jakarta terancam tenggelam dalam 10 tahun mendatang akibat perubahan iklim yang melanda dunia.

Baca juga artikel terkait JAKARTA TENGGELAM atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Restu Diantina Putri