Menuju konten utama

Jakarta Tenggelam 2025, Antara Prediksi Prabowo & Antisipasi Anies

Pernyataan Prabowo Subianto soal Jakarta bakal tenggelam pada 2025 sebetulnya bukan bualan. Namun Anies Baswedan sedang berupaya hal itu tidak terjadi.

Jakarta Tenggelam 2025, Antara Prediksi Prabowo & Antisipasi Anies
Salah satu sumur di Kampung Apung yang dikepung genangan air puluhan tahun ini masih digunakan warga setempat untuk mendapatkan air tanah. tirto.id/Hafitz Maulana

tirto.id - Prabowo Subianto memaparkan informasi yang sebetulnya tak baru-baru amat soal Jakarta. Dalam Indonesia Economic Forum di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (21/11) lalu, calon presiden nomor urut 02 ini memprediksi air di Tanjung Priok sampai ke Bundaran HI, tujuh tahun lagi.

Pernyataan ini bukan bualan. Sebab sudah banyak riset yang kesimpulannya demikian.

Salah satu riset yang dimaksud dikerjakan World Bank dan Delft Hydraulics. Laporan yang dirilis di abc.net.au itu menyebut "pada 2025, laut akan mencapai Istana Kepresidenan... laut benar-benar akan membanjiri kota tua yang bersejarah Jakarta di utara [Kawasan Kota Tua]."

Namun laporan yang sama juga menyebut Jakarta benar-benar tenggelam jika pemerintah setempat tak berbuat apa-apa, atau malah mempercepat bencana itu terjadi semisal membiarkan gedung-gedung terus mengekstrasi air tanah secara berlebihan.

Antisipasi itu kini sedang dikerjakan Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta.

Misalnya mengenai air tanah. Beberapa waktu lalu, Anies rajin inspeksi mendadak ke sejumlah gedung terkenal di Jakarta untuk memastikan pengelola gedung tak melanggar aturan. Temuan justru sebaliknya. Di Hotel Sari Pan Pacific misalnya, Anies menemukan tidak ada sumur resapan hingga Surat Izin Pengambilan Air Tanah (SIPA) yang sudah kedaluwarsa sejak 2013.

Anies kemudian menggertak pengelola dengan bilang akan mencabut sertifikat gedung jika syarat tak juga dipenuhi.

Selain itu ia juga mengupayakan memperbanyak sumur resapan. Ini merupakan salah satu janji kampanye saat Pilkada DKI 2017.

"Air tanah yang digunakan itu tidak bisa kembali lagi ke dalam tanah. Kami usahakan untuk memasukkan kembali air tanah, caranya dengan vertikal drainase atau sumur resapan," ujar Anies di Balai Kota, Kamis (22/11/2018) malam.

Sumur resapan ini sudah diuji, klaimnya. "Alhamdulillah, hari ini hujan deras sehingga bisa diuji sumur resapan yang ada. Hasilnya sangat baik."

Meski demikian ia tak menyebut di mana saja letak sumur resapan itu. "Datanya sudah masuk. Setelah dirapikan akan kami tunjukkan hasilnya."

Setelah uji coba, kata Anies, Pemprov DKI akan menggali sumur resapan secara masif. Pembuatan sumur resapan merupakan salah satu program jangka panjang yang harus dirampungkan, jelasnya.

"Selama pengambilan air tanah terus dilakukan dan air tidak dimasukkan ke dalam tanah lagi, maka kita akan tetap merasakan penurunan permukaan tanah tersebut," tambahnya.

Program lain untuk mengantisipasi pernyataan yang disampaikan Prabowo adalah meneruskan program tanggul raksasa di tengah pantai atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). NCICD pertama kali diusulkan pemerintah Belanda pada 2014. Yang dibangun adalah tanggul serupa pulau reklamasi.

"Di sana dibangun NCICD yang berada di pantai dengan pemerintah pusat. Itu akan kami teruskan dan tuntaskan," kata Anies.

Baca juga artikel terkait BANJIR JAKARTA atau tulisan lainnya dari Rizky Ramadhan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Rizky Ramadhan
Penulis: Rizky Ramadhan
Editor: Rio Apinino