Menuju konten utama

Jakarta Kota Berpolusi, Pemerintah Diminta Buka Data Penyebabnya

Jakarta pada Kamis pagi ini tergolong memiliki tingkat polusi tinggi, Pemerintah diminta membuka data penyebab polusi udara tersebut.

Jakarta Kota Berpolusi, Pemerintah Diminta Buka Data Penyebabnya
Sejumlah orang menggunakan masker untuk melindungi diri dari polusi udara saat menyeberang di jembatan penyeberangan orang di Sarinah, Jakarta, Senin (9/10/2017). ANTARA FOTO/Galih Pradipta.

tirto.id - Dalam pantauan Air Visual, Jakarta menempati kota dengan tingkat polusi tinggi di dunia pada Rabu (26/6/2019) pagi. Bondan Andriyanu, Juru Kampanye Energi Greenpeace Indonesia menyampaikan bahwa umumnya tingkat polusi Jakarta memang meningkat di pagi hari.

"Biasanya memang tinggi di pagi hari, kemudian memasuki siang dia menurun lagi," jelas Bondan saat dihubungi pada Rabu (26/6/2019).

Bondan menjelaskan faktornya memang bisa beragam, mulai dari sejumlah PLTU Batu Bara di sekitar Jakarta, hingga kendaraan. Namun, ia tak dapat memastikan faktor-faktornya secara detail.

"Makanya ini seharusnya pemerintah menyediakan informasi tersebut ke publik karena selama ini enggak ada informasi resmi dari pemerintah," tegas Bondan.

Di sisi lain, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta tengah menyiapkan administrasi gugatan citizen law suit (CLS) ke sejumlah pejabat pemerintah atas kondisi udara di Jabodetabek yang buruk.

"Yang kita gugat bukan person to person, tapi pemerintah," kata pengacara publik LBH Jakarta, Ayu Eza Tiara dalam konferensi pers di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (18/6/2019).

"Jadi siapa pun dia, jika memang terjadi pelanggaran hak asasi manusia kepada warga negara, di situlah kita gugat," ujar dia.

Ayu menyampaikan, saat ini tengah mengurusi masalah administrasi untuk mendaftarkan CLS ke PTUN. Sejauh ini, terdapat 48 calon penggugat.

"Penggugatnya ada mulai dari tukang ojek, dosen, peneliti mahasiswa," ungkap Ayu. "Angka tersebut bisa bertambah dan berkurang," imbuh dia.

Baca juga artikel terkait POLUSI UDARA atau tulisan lainnya dari Fadiyah Alaidrus

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Fadiyah Alaidrus
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Maya Saputri