Menuju konten utama

Jadwal Penceramah Ramadhan Masjid Jogokariyan: Tarawih & Subuh

Daftar nama penceramah ini telah diunggah media sosial Masjid Jogokariyan. Salah satunya dapat ditemukan pada akun instagram Masjid Jogokariyan.

Jadwal Penceramah Ramadhan Masjid Jogokariyan: Tarawih & Subuh
Masjid Jogokariyan. FOTO/antaranews

tirto.id - Masjid Jogokariyan yang berada di Kota Yogyakarta merilis daftar nama penceramah yang akan mengisi dalam kegiatan ibadah salat subuh dan salat tarawih selama masa Ramadhan 1444 H. Para penceramah telah ditugaskan untuk mengisi kajian dengan jadwalnya masing-masing. Beberapa nama penceramah yang cukup dikenal publik antara lain ustadz Salim A Fillah dan ustadz Mohammad Fauzil Adhim.

Penetapan jadwal dan nama penceramah ini sebagai bagian dari program Kampoeng Ramadhan Jogokariyan (KRJ) ke-19. Penceramah memiliki kompetensi di bidangnya masing-masing. Beberapa nama lainnya adalah ustadz Wildan Ahmad, ustadz Nanung Danar Dono, ustadz Ahmad Khudhori, ustadz Taufik Ahmad, hingga Syekh Ahmad Al Misry.

Daftar nama penceramah ini telah diunggah media sosial Masjid Jogokariyan. Salah satunya dapat ditemukan pada akun Instagram Masjid Jogokariyan (@masjidjogokariyan) di tautan ini.

Di samping itu, Masjid Jogokariyan juga menyelenggarakan salat tarawih ala Madinah. Dalam salat ini dilakukan pembacaan satu juz dalam Al Quran yang diselesaikan selama menjalankan salat tarawih. Pada Ramadhan tahun ini, tarawih ala Madinah dilakukan pada 1, 8, 15, dan 22 Ramadhan. Tanggal tersebut jatuh pada 23 dan 30 Maret 2023, serta 6 dan 13 April 2023 malam hari.

Pada KRJ ke-19, Masjid Jogokariyan turut menyediakan buka puasa sejumlah 3.000 porsi setiap hari. Dalam sebulan Ramadhan diperkirakan akan tersedia 90.000 porsi untuk siapa pun jamaah yang berbuka puasa di Masjid Jogokariyan. Pendanaan menu buka puasa ini tidak hanya dari dana masjid dan warga sekitar, namun dibuka pula donasi bagi siapa pun yang ingin ikut serta.

Profil Masjid Jogokariyan

Masjid Jogokariyan mulanya berupa langgar kecil yang berada di kampung pinggiran selatan Kota Yogyakarta. Langgar tersebut senantiasa dijaga kemakmurannya oleh warga dan akhirnya mulai dibangun menjadi masjid. Proses pembangunan masjid dimulai pada 20 September 1966 di kampung Jogokariyan.

Proses pemberian nama mulanya banyak usulan. Sampai akhirnya para pendiri dan perintis memberikan nama masjid tersebut dengan "Masjid Jogokariyan" menyesuaikan lokasi keberadaannya.

Mengutip laman Masjid Jogokariyan, pertimbangan memberikan nama tersebut memiliki tiga alasan yang melatarbelakangi yaitu:

1. Mengikuti sunnah Nabi Muhammad, karena beliau mendirikan masjid pertama di kampung Kuba juga dengan nama Masjid Kuba. Lalu, saat mendirikan masjid di kampung "Bani Salamah" juga diberi nama Masjid Bani Salamah.

2. Masjid memiliki wilayah jelas. Penggunaan nama "Masjid Jogokariyan" menjadi identitas bagi kampung Jogokariyan

3. Masjid tersebut diharapkan mempersatukan masyarakat Jogokariyan yang pada mulanya terkotak-kota pada aliran politik dan gerakan politik sebagai imbas dari pergolakan sebelum peristiwa 30 September 1965.

Baca juga artikel terkait RAGAM DAN HIBURAN atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Ibnu Azis