Menuju konten utama

Jadwal Gerhana Bulan Mei 2021 Super Blood Moon & Fenomena Lainnya

Fenomena gerhana bulan Super Blood Moon akan terjadi Mei 2021.

Jadwal Gerhana Bulan Mei 2021 Super Blood Moon & Fenomena Lainnya
Gerhana bulan total atau "Blood Moon" terlihat dari kawasan Pasar Baru, Jakarta, Sabtu (28/7/2018). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

tirto.id - Bulan purnama Pink Moon telah terjadi pada Selasa (27/4/2021). Fenomena langit selanjutnya yang menarik untuk ditonton adalah gerhana bulan Super Blood Moon yang akan terjadi bulan depan, Mei 2021. Kapan Super Blood Moon terjadi dan fenomena apa saja di bulan Mei ini? Berikut ulasannya, seperti dikutip dari laman LAPAN.

1 Mei: Konjungsi [Solar] Uranus

Konjungsi [solar] Uranus merupakan konfigurasi ketika Uranus, Matahari dan Bumi berada pada satu garis lurus dan Jupiter terletak sejajar dengan Matahari. Puncak konjungsi Jupiter terjadi pada 1 Mei pukul 02.44 WIB / 03.44 WITA / 04.44 WIT.

Konsekuensi dari fenomena ini adalah Uranus tidak akan tampak lagi di langit malam karena sejajar dengan Matahari.

3-6 Mei: Konjungsi Tripel Bulan-Jupiter-Saturnus

Bulan akan mengalami konjungsi tripel dengan Jupiter dan Saturnus selama empat hari sejak 3 hingga 6 Mei 2021. Fenomena ini dapat disaksikan sejak pukul 02.00 waktu setempat hingga berakhirnya fajar bahari (20-24 menit sebelum terbit Matahari) dari arah Timur-Tenggara.

4 Mei: Fase Bulan Perbani Akhir

Fase perbani akhir adalah salah satu fase Bulan ketika konfigurasi antara Matahari, Bumi dan Bulan membentuk sudut siku-siku (90°) dan terjadi setelah fase Bulan purnama. Puncak fase perbani akhir terjadi pada pukul 02.50.06 WIB / 03.50.06 WITA / 04.50.06.

6 Mei: Puncak Hujan Meteor Eta Aquarid

Hujan Meteor Eta Aquarid aktif sejak 19 April hingga 28 Mei dan puncak aktivitasnya terjadi pada 6 Mei pukul 09.00 WIB / 10.00 WITA / 11.00 WIT. Hujan meteor ini dinamai berdasarkan titik radian (titik asal munculnya hujan meteor) yang terletak di konstelasi Aquarius.

Hujan meteor Eta Aquarid berasal dari sisa debu komet Halley yang mengorbit Matahari setiap 76 tahun sekali. Selain Eta Aquarid, hujan meteor Orionid yang terjadi pada bulan Oktober juga berasal dari sisa debu komet Halley. Hujan meteor ini merupakan salah satu di antara beberapa hujan meteor lain yang dinantikan setiap tahun, selain Leonid, Geminid, Lyrid dan Perseid.

12 Mei: Konjungsi Tripel Aldebaran-Merkurius-Venus

Aldebaran (Alfa Tauri, Paricilium) merupakan bintang di konstelasi Taurus yang paling terang di antara bintang penyusun konstelasi Taurus lainnya. Aldebaran akan mengalami konjungsi tripel dengan Merkurius dan Venus pada 12 Mei dan dapat diamati sejak awal senja bahari setelah Matahari terbenam.

Konjungsi tripel ini akan membentuk segitiga berukuran 5° dan dapat diamati dari arah Barat-Barat Laut ketika Bulan sabit muda (hilal) mulai terbenam.

12 Mei: Fase Bulan Baru Mikro (Micro New Moon)

Bulan Baru Mikro adalah fase Bulan Baru yang waktu kejadiannya berdekatan dengan Apoge Bulan. Bulan Baru kali ini terjadi pada pukul 01.59.01 WIB sedangkan Perigee Bulan terjadi tiga jam setelahnya yakni pada pukul 05.09.09 WIB.

Bulan Baru Mikro adalah fenomena tahunan, terakhir terjadi pada tanggal 24 Maret 2020, dan akan terjadi kembali pada 29 Juni 2022.

13-14 Mei: Konjungsi Kuartet Aldebaran-Merkurius-Venus-Bulan

Empat benda langit: Aldebaran, Merkurius, Venus dan Bulan akan mengalami konjungsi kuartet pada 13 dan 14 Mei 2021. Fenomena ini dapat disaksikan ketika awal senja bahari dari arah Barat-Barat Laut.

Bulan sabit berumur 1,5 hari berada di dalam segitiga Aldebaran-Merkurius-Venus pada 13 Mei, sedangkan keesokan harinya Bulan telah meninggi dan berada di luar segitiga Aldebaran-Merkurius-Venus.

15 Mei: Parade Langit (Aldebaran-Venus-Merkurius-Bulan-Mars-Pollux Segaris)

Pertengahan Mei kali ini menjadi momen yang dinantikan karena beberapa benda langit akan tampak segaris dan membentang dari arah Barat-Barat Laut hingga ke arah Barat Laut ketika akhir senja bahari. Fenomena ini disebut juga sebagai “Parade Langit”.

16 Mei: Konjungsi Mars-Bulan

Puncak konjungsi Bulan-Mars pada pukul 09.13 WIB / 10.13 WITA / 11.13 WIT dengan sudut pisah 1,67°. Konjungsi Bulan-Mars telah terjadi pada 20 Maret 2021 dan 17 April 2021 (sebagai okultasi Mars oleh Bulan) dan akan terjadi kembali pada 14 Juni dan 12 Juli 2021 mendatang.

16-19 Mei: Konjungsi Tripel Aldebaran-Merkurius-Venus

Setelah mengalami konjungsi tripel pada 12 Mei, konjungsi kuartet Bersama Bulan pada 13 dan 14 Mei, serta parade langit pada 15 Mei, Aldebaran kembali mengalami konjungsi tripel dengan Merkurius selama empat hari sejak 16 hingga 19 Mei 2021.

17 Mei: Konjungsi Bulan-Pollux

Bulan akan mengalami konjungsi dengan Pollux, bintang utama di konstelasi Gemini, pada pukul 07.32 WIB dengan sudut pisah 3,17°.

17 Mei: Elongasi Timur Maksimum Merkurius

Elongasi timur maksimum Merkurius adalah konfigurasi Matahari, Bumi dan Merkurius ketika sudut elongasi Merkurius bernilai maksimum dan mengarah ke timur. Fenomena ini dapat disaksikan setelah terbenam Matahari dari arah barat-barat laut dengan ketinggian Merkurius bervariasi di Indonesia antara 18,3°–20,6°.

Elongasi timur maksimum Merkurius rata-rata terjadi setiap empat bulan sekali, terakhir kali terjadi pada 24 Januari silam dan akan kembali terjadi pada 5 Juli dan 14 September mendatang.

19 Mei: Fase Perbani Awal

Fase perbani awal adalah salah satu fase Bulan ketika konfigurasi antara Matahari, Bumi dan Bulan membentuk sudut siku-siku (90°) dan terjadi sebelum fase Bulan purnama. Puncak fase perbani akhir terjadi pada 20 Mei pukul 02.12.31 WIB / 03.12.31 WITA / 04.12.31 WIT.

Bulan perbani awal ini baru dapat disaksikan ketika terbit pada tanggal 19 Mei setelah tengah hari dari arah timur-timur laut, berkulminasi di arah utara setelah terbenam Matahari dan kemudian terbenam di arah barat-barat laut setelah tengah malam.

20 Mei-3 Juni: Konjungsi Merkurius-Venus

Merkurius akan mengalami konjungsi dengan Venus selama dua pekan sejak tanggal 20 Mei dan berakhir pada 3 Juni.

23 Mei: Retrograd Saturnus

Retrograd adalah gerak semu planet yang tampak berlawanan arah (dari Timur ke Barat) dibandingkan dengan gerak normalnya (dari Barat ke Timur) jika diamati dari Bumi.

Retrograd Saturnus dimulai pada 23 Mei pukul 16.27 WIB / 17.27 WITA / 18.27 WIT, puncaknya adalah ketika oposisi di tanggal 2 Agustus dan berakhir pada 11 Oktober pukul 09.38 WIB / 10.38 WITA / 11.38 WIT.

26 Mei: Gerhana Bulan Total Perige (Super Blood Moon)

Setelah gerhana Bulan total terjadi pada 2019 silam dan tidak terjadi sepanjang 2020, di tahun 2021 ini Bulan akan mengalami gerhana Bulan total.

Gerhana ini terjadi akibat konfigurasi Bulan, Bumi dan Matahari yang membentuk satu garis lurus dan Bulan berada di sekitar simpul orbitnya (perpotongan antara orbit Bulan dengan ekliptika) sehingga Bulan memasuki bayangan umbra Bumi.

Super Blood Moon akan berlangsung dengan durasi selama 3 jam 8 menit 12 detik dan durasi totalitas yang cukup singkat, yakni selama 18 menit 28 detik.

Puncak gerhana akan terjadi pada pukul 18.18.43 WIB / 19.18.43 WITA / 20.18.43 WIT (delta T = 69 detik). Gerhana kali ini dapat disaksikan ketika Bulan terbit dari arah Timur-Tenggara hingga Tenggara dekat konstelasi Scorpius.

27 Mei: Fase Bulan Purnama dekat Antares

Setelah Bulan mengalami gerhana ketika terbit, Bulan akan berkonjungsi dengan Antares yang puncaknya terjadi pada 27 Mei pukul 02.53.03 WIB / 03.53.03 WITA / 04.53.03 WIT.

27 Mei: Matahari di Atas Ka’bah

Fenomena ini disebut juga Istiwa'ul A'zham (Great Culmination). Fenomena ini terjadi ketika deklinasi Matahari bernilai sama dengan lintang geografis Ka'bah, sehingga ketika tengah hari, Matahari tepat berada di atas Ka'bah. Sehingga setiap bayangan yang terbentuk pada saat tersebut akan mengarah ke Ka’bah.

Peristiwa ini dapat digunakan untuk mengecek arah kiblat di Indonesia. Puncak fenomena ini terjadi pada pukul 16.17.52 WIB / 17.17.52 WITA / 18.17.52 WIT.

30 Mei: Retrograd Merkurius

Retrograd adalah gerak semu planet yang tampak berlawanan arah (dari Timur ke Barat) dibandingkan dengan gerak normalnya (dari Barat ke Timur) jika diamati dari Bumi.

Retrograd Merkurius dimulai pada 30 Mei pukul 05.45 WIB / 06.45 WITA / 07.45 WIT, puncaknya adalah ketika konjugsi inferior di tanggal 11 Juni dan berakhir pada 23 Juni pukul 01.45 WIB / 06.15 WITA / 07.15 WIT.

Dalam satu tahun, dapat terjadi tiga kali retrograd Merkurius. Retrograd Merkurius sebelumnya telah terjadi pada 30 Januari (21 hari) dan akan terjadi kembali pada 27 September (21 hari).

30 Mei-3 Juni: Konjungsi Tripel Bulan-Jupiter-Saturnus

Setelah Bulan mengalami konjungsi tripel dengan Jupiter dan Saturnus pada 3-6 Mei silam, Bulan akan kembali mengalami konjungsi tripel dengan Jupiter dan Saturnus selama lima hari sejak 30 Mei hingga 3 Juni.

Fenomena ini dapat disaksikan setelah tengah malam waktu setempat hingga berakhirnya fajar bahari (20-24 menit sebelum terbit Matahari) dari arah Timur-Tenggara.

Baca juga artikel terkait GERHANA BULAN atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH