tirto.id - Ibadah puasa memasuki hari ke-13 pada tanggal 13 Ramadan 1440H atau Sabtu, 18 Mei 2019.
Setiap menjelang jadwal buka puasa atau kumandang bedug adzan maghrib masyarakat di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur memanfaatkannya untuk ngabuburit Tempat ngabuburit di Kota Samarinda antara lain: Tepi Sungai Mahakam, Masjid Raya Darussalam.
Sementara untuk menjalankan ibadah salat tarawih, warga Kota Samarinda umumnya memusatkan kegiatan ibadahnya di Masjid Islamic Center Samarinda yang dikategorikan sebagai Masjid Raya. Masjid ini dibangun pada 2001. Sementara untuk daya tampung, Masjid Islamic Center Samarinda bisa diisi > 200 jamaah.
Selain Masjid Islamic Center Samarinda, umat muslim di Kota Samarinda bisa menjalankan salat tarawaih Masjid DARUL HANAN. Masjid Besar. Alamat Masjid DARUL HANAN ada di JL PRAMUKA RT 28. Masjid ini dibangun pada 000. Daya tampung, Masjid DARUL HANAN bisa diisi 50 - 100 jamaah.
Alamat Masjid Al-Muhajirin ada di Jl.Bengkuring Raya I Rt.29 Sempaja Timur, Kec.Samarinda Utara, Kota Samarinda. Musafir yang kebetulan sedang berada di Kota Samarinda juga dapat melakukan tarawih di Masjid Al-Muhajirin. Masjid Masjid Al-Muhajirin termasuk dalam jenis masjid Masjid Besar. Masjid ini dibangun pada 1998. Daya tampung, Masjid Al-Muhajirin bisa menampung 50 - 100 jamaah.
Bagi masyarakat Kota Samarinda yang tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan, Tirto.id menyediakan jadwal buka, sholat maghrib, imsak, sholat subuh, zuhur, isya, magrib, isya:
Selain itu, penting bagi umat muslim untuk menjalankan tarawih di kala Ramadan. Menurut kitab Durratun Nasihin keutamaan sholat tarawih di bulan Ramadhan seperti diriwayatkan Ali bin Abi Thalib ra. Bahwasannya Rasulullah SAW pernah ditanya seseorang mengenai fadhilah (keutamaan) sholat tarawih di bulan Ramadhan, maka beliau berkata “(fadhilah tarawih) di malam Ramadan ke-13 adalah aman dari segala keburukan di hari kiamat nanti.
Tausiah Harian
Pada hakikatnya, puasa adalah ibadah tersembunyi yang hanya diketahui oleh orang yang menjalankan dan Allah SWT. Tidak seperti ibadah-ibadah lahir yang lain seperti salat dan haji.
Dalam sebuah hadis memang disebutkan bahwa seseorang bisa mengatakan dirinya sedang berpuasa jika ada orang lain yang mencela dan mengajak bertengkar. Tapi ulama fikih memberi peringatan bahwa yang harus dihindari ketika mengatakan “Saya sedang berpuasa” adalah hal itu disertai rasa riya. Apalagi dalam kondisi yang tidak membutuhkan seseorang untuk memberitahu orang lain bahwa dirinya sedang berpuasa.
Dalam kitab Hasiyyatul Bujairimi alal Khatib, Al-Bujairimi menyatakan puasa memang amalan yang jauh dan terhindar dari perbuatan riya karena puasa bersifat tersembunyi. Tetapi, riya bisa saja terjadi dalam perkataan orang berpuasa yang mengatakan kepada orang lain bahwa dia sedang berpuasa.
Penulis: M. Alvin Nur Choironi
Sumber: NU Online http://www.nu.or.id/post/read/78428/riya-dalam-berpuasa
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH
