Jadwal Buka Puasa Kota Palembang 13 Ramadan 1440H atau Sabtu, 18 Mei 2019

tirto.id - Ibadah puasa memasuki hari ke-13 pada tanggal 13 Ramadan 1440H atau Sabtu, 18 Mei 2019.

Setiap menjelang jadwal buka puasa atau kumandang bedug adzan maghrib masyarakat di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan memanfaatkannya untuk ngabuburit Tempat ngabuburit di Kota Palembang antara lain: Tepian Sungai Musi Palembang, Jembatan Ampera, Benteng di Kuto Besak, Jaka Baring Sport City, Masjid Agung Palembang.

Sementara untuk menjalankan ibadah salat tarawih, warga Kota Palembang umumnya memusatkan kegiatan ibadahnya di Masjid Raya Taqwa yang dikategorikan sebagai Masjid Raya. Masjid ini dibangun pada 1966. Sementara untuk daya tampung, Masjid Raya Taqwa bisa diisi > 200 jamaah.

Selain Masjid Raya Taqwa, umat muslim di Kota Palembang bisa menjalankan salat tarawaih Masjid Al Falah. Masjid Agung. Alamat Masjid Al Falah ada di JL. RAJA WALI RT. 26 KEL. 9 ILIR. Masjid ini dibangun pada 1969. Daya tampung, Masjid Al Falah bisa diisi 50 - 100 jamaah.

Alamat Masjid DARUL MUTTAQIN ada di PERUM MASKAREBET RT.04 RW.02. Musafir yang kebetulan sedang berada di Kota Palembang juga dapat melakukan tarawih di Masjid DARUL MUTTAQIN. Masjid Masjid DARUL MUTTAQIN termasuk dalam jenis masjid Masjid Besar. Masjid ini dibangun pada 1986. Daya tampung, Masjid DARUL MUTTAQIN bisa menampung 50 - 100 jamaah.

Bagi masyarakat Kota Palembang yang tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan, Tirto.id menyediakan jadwal buka, sholat maghrib, imsak, sholat subuh, zuhur, isya, magrib, isya:

Selain itu, penting bagi umat muslim untuk menjalankan tarawih di kala Ramadan. Menurut kitab Durratun Nasihin keutamaan sholat tarawih di bulan Ramadhan seperti diriwayatkan Ali bin Abi Thalib ra. Bahwasannya Rasulullah SAW pernah ditanya seseorang mengenai fadhilah (keutamaan) sholat tarawih di bulan Ramadhan, maka beliau berkata “(fadhilah tarawih) di malam Ramadan ke-13 adalah aman dari segala keburukan di hari kiamat nanti.

Tausiah Harian

Pada hakikatnya, puasa adalah ibadah tersembunyi yang hanya diketahui oleh orang yang menjalankan dan Allah SWT. Tidak seperti ibadah-ibadah lahir yang lain seperti salat dan haji.

Dalam sebuah hadis memang disebutkan bahwa seseorang bisa mengatakan dirinya sedang berpuasa jika ada orang lain yang mencela dan mengajak bertengkar. Tapi ulama fikih memberi peringatan bahwa yang harus dihindari ketika mengatakan “Saya sedang berpuasa” adalah hal itu disertai rasa riya. Apalagi dalam kondisi yang tidak membutuhkan seseorang untuk memberitahu orang lain bahwa dirinya sedang berpuasa.

Dalam kitab Hasiyyatul Bujairimi alal Khatib, Al-Bujairimi menyatakan puasa memang amalan yang jauh dan terhindar dari perbuatan riya karena puasa bersifat tersembunyi. Tetapi, riya bisa saja terjadi dalam perkataan orang berpuasa yang mengatakan kepada orang lain bahwa dia sedang berpuasa.

Penulis: M. Alvin Nur Choironi

Sumber: NU Online http://www.nu.or.id/post/read/78428/riya-dalam-berpuasa