tirto.id - Ibadah puasa memasuki hari ke-22 pada tanggal 22 Ramadan 1440H atau Senin, 27 Mei 2019.
Setiap menjelang jadwal buka puasa atau kumandang bedug adzan maghrib masyarakat di Kab. Tabanan Provinsi Bali memanfaatkannya untuk ngabuburit Tempat ngabuburit di Kab. Tabanan antara lain: The Sila’s Agrotourism.
Sementara untuk menjalankan ibadah salat tarawih, warga Kab. Tabanan umumnya memusatkan kegiatan ibadahnya di Masjid Agung Tabanan yang dikategorikan sebagai Masjid Agung. Masjid ini dibangun pada 1952. Sementara untuk daya tampung, Masjid Agung Tabanan bisa diisi > 200 jamaah.
Selain Masjid Agung Tabanan, umat muslim di Kab. Tabanan bisa menjalankan salat tarawaih Masjid AL-HUDA. Masjid Besar. Alamat Masjid AL-HUDA ada di Jl. A Yani Kediri Tabanan. Masjid ini dibangun pada 1944. Daya tampung, Masjid AL-HUDA bisa diisi > 200 jamaah.
Alamat Masjid Al-Hidayah ada di Jl.Raya Candikuning Km.50, Candikuning Kec.Baturiti, Kab.Tabanan. Musafir yang kebetulan sedang berada di Kab. Tabanan juga dapat melakukan tarawih di Masjid Al-Hidayah. Masjid Masjid Al-Hidayah termasuk dalam jenis masjid Masjid Besar. Masjid ini dibangun pada 1927. Daya tampung, Masjid Al-Hidayah bisa menampung > 200 jamaah.
Bagi masyarakat Kab. Tabanan yang tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan, Tirto.id menyediakan jadwal buka, sholat maghrib, imsak, sholat subuh, zuhur, isya, magrib, isya:
Selain itu, penting bagi umat muslim untuk menjalankan tarawih di kala Ramadan. Menurut kitab Durratun Nasihin keutamaan sholat tarawih di bulan Ramadhan seperti diriwayatkan Ali bin Abi Thalib ra. Bahwasannya Rasulullah SAW pernah ditanya seseorang mengenai fadhilah (keutamaan) sholat tarawih di bulan Ramadhan, maka beliau berkata “(fadhilah tarawih) di malam Ramadan ke-22 adalah terbebaskan dari duka-cita ketika di hari kiyamat nanti..
Tausiah Harian
Bagaimana status puasa orang yang sedang dalam keadaan junub?
Puasa bagi orang junub tetap sah, tidak batal. Nabi Muhammad pernah mengalami kasus yang sama.
Dalam salah satu hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Sayyidah Aisyah dan Sayyidah Ummu Salamah berkata:
“Rasulullah di saat subuh dalam keadaan junub setelah bersetubuh, bukan karena mimpi, beliau tidak membatalkan puasanya dan tidak meng-qadha’nya.”
Menurut keterangan Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki dalam kitab Ibanatul Ahkam, dari hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang sedang junub boleh menunda mandi besar hingga waktu setelah terbit fajar. Kendati demikian, yang lebih utama adalah menyegerakan mandi sebelum waktu subuh tiba.
“Orang yang berpuasa boleh menunda mandi junub hingga waktu setelah fajar terbit. Tetapi yang lebih utama adalah ia menyegerakan mandi wajib sebelum terbit fajar atau sebelum subuh.”
Penulis: A. Muchlishon Rochmat
Sumber: NU Online http://www.nu.or.id/post/read/105999/kata-nabi-muhammad-soal-orang-junub-berpuasa
EMBED_NU
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Agung DH