tirto.id - Ibadah puasa memasuki hari ke-13 pada tanggal 13 Ramadan 1440H atau Sabtu, 18 Mei 2019.
Setiap menjelang jadwal buka puasa atau kumandang bedug adzan maghrib masyarakat di Kab. Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan memanfaatkannya untuk ngabuburit Tempat ngabuburit di Kab. Tabalong antara lain: Hutan Kota Tanjung .
Sementara untuk menjalankan ibadah salat tarawih, warga Kab. Tabalong umumnya memusatkan kegiatan ibadahnya di Masjid As-Shithal Mustaqim yang dikategorikan sebagai Masjid Agung. Masjid ini dibangun pada 1920. Sementara untuk daya tampung, Masjid As-Shithal Mustaqim bisa diisi 150 - 200 jamaah.
Selain Masjid As-Shithal Mustaqim, umat muslim di Kab. Tabalong bisa menjalankan salat tarawaih Masjid Nurul Yaqin. Masjid Besar. Alamat Masjid Nurul Yaqin ada di Desa Pugaan RT. 04. Masjid ini dibangun pada 1962. Daya tampung, Masjid Nurul Yaqin bisa diisi > 200 jamaah.
Alamat Masjid Al-Mujahidin ada di Desa Jaro RT. 05. Musafir yang kebetulan sedang berada di Kab. Tabalong juga dapat melakukan tarawih di Masjid Al-Mujahidin. Masjid Masjid Al-Mujahidin termasuk dalam jenis masjid Masjid Besar. Masjid ini dibangun pada 1981. Daya tampung, Masjid Al-Mujahidin bisa menampung > 200 jamaah.
Bagi masyarakat Kab. Tabalong yang tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan, Tirto.id menyediakan jadwal buka, sholat maghrib, imsak, sholat subuh, zuhur, isya, magrib, isya:
Selain itu, penting bagi umat muslim untuk menjalankan tarawih di kala Ramadan. Menurut kitab Durratun Nasihin keutamaan sholat tarawih di bulan Ramadhan seperti diriwayatkan Ali bin Abi Thalib ra. Bahwasannya Rasulullah SAW pernah ditanya seseorang mengenai fadhilah (keutamaan) sholat tarawih di bulan Ramadhan, maka beliau berkata “(fadhilah tarawih) di malam Ramadan ke-13 adalah aman dari segala keburukan di hari kiamat nanti.
Tausiah Harian
Pada hakikatnya, puasa adalah ibadah tersembunyi yang hanya diketahui oleh orang yang menjalankan dan Allah SWT. Tidak seperti ibadah-ibadah lahir yang lain seperti salat dan haji.
Dalam sebuah hadis memang disebutkan bahwa seseorang bisa mengatakan dirinya sedang berpuasa jika ada orang lain yang mencela dan mengajak bertengkar. Tapi ulama fikih memberi peringatan bahwa yang harus dihindari ketika mengatakan “Saya sedang berpuasa” adalah hal itu disertai rasa riya. Apalagi dalam kondisi yang tidak membutuhkan seseorang untuk memberitahu orang lain bahwa dirinya sedang berpuasa.
Dalam kitab Hasiyyatul Bujairimi alal Khatib, Al-Bujairimi menyatakan puasa memang amalan yang jauh dan terhindar dari perbuatan riya karena puasa bersifat tersembunyi. Tetapi, riya bisa saja terjadi dalam perkataan orang berpuasa yang mengatakan kepada orang lain bahwa dia sedang berpuasa.
Penulis: M. Alvin Nur Choironi
Sumber: NU Online http://www.nu.or.id/post/read/78428/riya-dalam-berpuasa
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Agung DH