Jadwal Buka Puasa Kab. Sumenep 13 Ramadan 1440H atau Sabtu, 18 Mei 2019

tirto.id - Ibadah puasa memasuki hari ke-13 pada tanggal 13 Ramadan 1440H atau Sabtu, 18 Mei 2019.

Setiap menjelang jadwal buka puasa atau kumandang bedug adzan maghrib masyarakat di Kab. Sumenep Provinsi Jawa Timur memanfaatkannya untuk ngabuburit Tempat ngabuburit di Kab. Sumenep antara lain: Masjid Agung Sumenep, Taman Bunga Sumenep.

Sementara untuk menjalankan ibadah salat tarawih, warga Kab. Sumenep umumnya memusatkan kegiatan ibadahnya di Masjid AGUNG yang dikategorikan sebagai Masjid Agung. Masjid ini dibangun pada 1779. Sementara untuk daya tampung, Masjid AGUNG bisa diisi > 200 jamaah.

Selain Masjid AGUNG, umat muslim di Kab. Sumenep bisa menjalankan salat tarawaih Masjid AL-MUKMININ. Masjid Jami. Alamat Masjid AL-MUKMININ ada di Jl. Raya Pelabuhan Boom II/I Desa Kertasada Kec. Kalianget Kab. Sumenep. Masjid ini dibangun pada 1902. Daya tampung, Masjid AL-MUKMININ bisa diisi 150 - 200 jamaah.

Alamat Masjid RAUDLATUL IBAD ada di Jl. Yayasan Al-Kautsar Dusun Basoka tengah RT.014 RW.02 Desa Basoka Kec. Rubaru. Musafir yang kebetulan sedang berada di Kab. Sumenep juga dapat melakukan tarawih di Masjid RAUDLATUL IBAD. Masjid Masjid RAUDLATUL IBAD termasuk dalam jenis masjid Masjid Jami. Masjid ini dibangun pada 1960. Daya tampung, Masjid RAUDLATUL IBAD bisa menampung 150 - 200 jamaah.

Bagi masyarakat Kab. Sumenep yang tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan, Tirto.id menyediakan jadwal buka, sholat maghrib, imsak, sholat subuh, zuhur, isya, magrib, isya:

Selain itu, penting bagi umat muslim untuk menjalankan tarawih di kala Ramadan. Menurut kitab Durratun Nasihin keutamaan sholat tarawih di bulan Ramadhan seperti diriwayatkan Ali bin Abi Thalib ra. Bahwasannya Rasulullah SAW pernah ditanya seseorang mengenai fadhilah (keutamaan) sholat tarawih di bulan Ramadhan, maka beliau berkata “(fadhilah tarawih) di malam Ramadan ke-13 adalah aman dari segala keburukan di hari kiamat nanti.

Tausiah Harian

Pada hakikatnya, puasa adalah ibadah tersembunyi yang hanya diketahui oleh orang yang menjalankan dan Allah SWT. Tidak seperti ibadah-ibadah lahir yang lain seperti salat dan haji.

Dalam sebuah hadis memang disebutkan bahwa seseorang bisa mengatakan dirinya sedang berpuasa jika ada orang lain yang mencela dan mengajak bertengkar. Tapi ulama fikih memberi peringatan bahwa yang harus dihindari ketika mengatakan “Saya sedang berpuasa” adalah hal itu disertai rasa riya. Apalagi dalam kondisi yang tidak membutuhkan seseorang untuk memberitahu orang lain bahwa dirinya sedang berpuasa.

Dalam kitab Hasiyyatul Bujairimi alal Khatib, Al-Bujairimi menyatakan puasa memang amalan yang jauh dan terhindar dari perbuatan riya karena puasa bersifat tersembunyi. Tetapi, riya bisa saja terjadi dalam perkataan orang berpuasa yang mengatakan kepada orang lain bahwa dia sedang berpuasa.

Penulis: M. Alvin Nur Choironi

Sumber: NU Online http://www.nu.or.id/post/read/78428/riya-dalam-berpuasa