tirto.id - Ibadah puasa memasuki hari ke-22 pada tanggal 22 Ramadan 1440H atau Senin, 27 Mei 2019.
Setiap menjelang jadwal buka puasa atau kumandang bedug adzan maghrib masyarakat di Kab. Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat memanfaatkannya untuk ngabuburit Tempat ngabuburit di Kab. Lombok Tengah antara lain: Pantai Kuta Mandalika, Masjid Kuno Gunung Pujut, Alun-alun Tatsura.
Sementara untuk menjalankan ibadah salat tarawih, warga Kab. Lombok Tengah umumnya memusatkan kegiatan ibadahnya di Masjid Agung Praya yang dikategorikan sebagai Masjid Agung. Masjid ini dibangun pada 2000. Sementara untuk daya tampung, Masjid Agung Praya bisa diisi > 200 jamaah.
Selain Masjid Agung Praya, umat muslim di Kab. Lombok Tengah bisa menjalankan salat tarawaih Masjid AL-ABROR. Masjid Besar. Alamat Masjid AL-ABROR ada di MONTONG WARU DESA SETANGGOR. Masjid ini dibangun pada 2000. Daya tampung, Masjid AL-ABROR bisa diisi > 200 jamaah.
Alamat Masjid RAJINA AFULLAH ada di PONDOK REJENG DESA SETANGGOR. Musafir yang kebetulan sedang berada di Kab. Lombok Tengah juga dapat melakukan tarawih di Masjid RAJINA AFULLAH. Masjid Masjid RAJINA AFULLAH termasuk dalam jenis masjid Masjid Besar. Masjid ini dibangun pada 2004. Daya tampung, Masjid RAJINA AFULLAH bisa menampung > 200 jamaah.
Bagi masyarakat Kab. Lombok Tengah yang tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan, Tirto.id menyediakan jadwal buka, sholat maghrib, imsak, sholat subuh, zuhur, isya, magrib, isya:
Selain itu, penting bagi umat muslim untuk menjalankan tarawih di kala Ramadan. Menurut kitab Durratun Nasihin keutamaan sholat tarawih di bulan Ramadhan seperti diriwayatkan Ali bin Abi Thalib ra. Bahwasannya Rasulullah SAW pernah ditanya seseorang mengenai fadhilah (keutamaan) sholat tarawih di bulan Ramadhan, maka beliau berkata “(fadhilah tarawih) di malam Ramadan ke-22 adalah terbebaskan dari duka-cita ketika di hari kiyamat nanti..
Tausiah Harian
Bagaimana status puasa orang yang sedang dalam keadaan junub?
Puasa bagi orang junub tetap sah, tidak batal. Nabi Muhammad pernah mengalami kasus yang sama.
Dalam salah satu hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Sayyidah Aisyah dan Sayyidah Ummu Salamah berkata:
“Rasulullah di saat subuh dalam keadaan junub setelah bersetubuh, bukan karena mimpi, beliau tidak membatalkan puasanya dan tidak meng-qadha’nya.”
Menurut keterangan Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki dalam kitab Ibanatul Ahkam, dari hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang sedang junub boleh menunda mandi besar hingga waktu setelah terbit fajar. Kendati demikian, yang lebih utama adalah menyegerakan mandi sebelum waktu subuh tiba.
“Orang yang berpuasa boleh menunda mandi junub hingga waktu setelah fajar terbit. Tetapi yang lebih utama adalah ia menyegerakan mandi wajib sebelum terbit fajar atau sebelum subuh.”
Penulis: A. Muchlishon Rochmat
Sumber: NU Online http://www.nu.or.id/post/read/105999/kata-nabi-muhammad-soal-orang-junub-berpuasa
EMBED_NU
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH