Menuju konten utama

Jack Ma yang Memesona

Presiden Jokowi menunjuk Jack Ma sebagai penasihat ekonominya. Ia ingin pendiri Alibaba itu membantu UKM Indonesia. Pengalamannya dari seorang guru sederhana menjadi milyarder dunia diharap bisa memberi pencerahan bagi orang Indonesia. Seberapa hebat Jack Ma?

Jack Ma yang Memesona
Presiden Joko Widodo ((kiri) dan Ibu Iriana Widodo (kedua kiri) disambut Chairman and Chief Executive Alibaba Group Jack Ma (tengah) di kampus Xixi di Hangzhou, Provinsi Zhejiang Province, Cina. [ANTARA FOTO/REUTERS]

tirto.id - Jack Ma memang memesona. Kisah hidupnya dari seorang guru hingga menjadi milyarder kaya raya menghiasi dinding-dinding media. Kutipan-kutipannya sering digunakan para motivator untuk mencambuk orang agar mau berubah. Tidak hanya rakyat biasa, para kepala negara pun terpesona oleh kepiawaian bisnis Jack Ma. Termasuk Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Pada Jumat, 2 September 2016, akun Twitter Alibaba Grup mengumumkan keputusan Ma untuk menerima pinangan Presiden Jokowi agar mau menjadi penasihat ekonomi Indonesia.

“During Pres. Widodo’s visit to HQ today, Ma accepted an offer to be an economic advisor to Indonesian govt. #G20.” @AlibabaGroup dalam cuitannya di Twitter.

Presiden Jokowi di sela-sela acara G20 Summit 4-5 September di Hangzhou, menyempatkan diri berkunjung ke kantor pusat Alibaba di kota yang sama. China Daily memberitakan, Presiden Jokowi menyampaikan harapannya agar Alibaba bisa membantu mengembangkan UKM Indonesia.

Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia punya 56 juta UKM. Ia berharap ada kerja sama antara Alibaba dan UKM Indonesia. Alibaba diharapkan membantu UKM Indonesia masuk ke pasar Cina dan dunia. Itulah mengapa Jack Ma direkrut menjadi penasihat ekonomi Indonesia.

Indonesia bukan satu-satunya negara yang membutuhkan Alibaba. Presiden Jokowi bukan satu-satunya pemimpin negara yang merayu Jack Ma agar mau menjadi penasihatnya. Ada Inggris yang sudah terlebih dahulu meminang Alibaba dan Jack Ma.

Ketika David Cameron menjabat sebagai perdana menteri Inggris, ia juga menunjuk Jack Ma sebagai penasihat bisnis. Alasannya kurang lebih sama dengan Indonesia.

“Jack Ma akan memberikan bantuan dan nasihat khusus tentang bagaimana UKM Inggris bisa mendorong ekspor dan mengambil akses ke pasar Cina melalui platform seperti Alibaba,”

Jack Ma memang sedang menjadi bintang. Pertumbuhan Alibaba yang pesat membuat orang terpana. Padahal, e-commerce terbesar di Cina itu lahir dari tangan Jack Ma yang sama sekali tak punya latar belakang teknologi. Ma adalah seorang guru bahasa Inggris.

Ma memang tidak seperti Mark Zuckerberg (Facebook), mendiang Steve Jobs (Apple), ataupun Bill Gates (Microsoft). Ia hanyalah seorang guru, ketika memulai jalannya mengembangkan Alibaba. Dalam beberapa kesempatan, Ma mengakui bahwa dirinya memang awam soal teknologi.

“Saya bukan orang teknologi. Saya melihat teknologi dari mata konsumen saya, mata orang normal,” kata Jack Ma. Tapi justru sudut pandang itulah yang akhirnya membesarkan Alibaba.

Ma, kelahiran Hangzou, Provinsi Zhejiang, Cina dibesarkan oleh orang tua yang merupakan pemain drama tradisional Cina. Ia sempat melamar ke universitas tetapi gagal. Ia akhirnya masuk ke sekolah tinggi untuk pendidikan guru. Pendidikan itulah yang akhirnya mengantarkannya menjadi guru bahasa Inggris.

Pada 1995, Ma justru mengambil keputusan penting untuk berhenti menjadi guru dan mulai bisnis online. Ia menciptakan sendiri sebuah situsweb sederhana untuk menerjemahkan bahasa Cina. Ia mendapat respons yang besar. Ma kemudian mendirikan “China Pages” sebuah website tentang indeks bisnis di Cina, yang merupakan perusahaan internet pertama di Cina.

Dua tahun kemudian, Ma memutuskan untuk bergabung dengan pemerintah. Ia menjadi pemimpin perusahaan teknologi informasi yang dibangun oleh China International Electronic Commerce Center, sebuah departemen dari Kementerian Perdagangan Luar Negeri dan Kerjasama Ekonomi China pada tahun 1998-1999.

Lepas dari jabatan tersebut, Ma kemudian mendirikan Alibaba.com. E-commerce ini datang pada saat yang tepat yakni ketika perekonomian Cina mulai tumbuh pesat. Para pebisnis Cina sedang membutuhkan satu wadah untuk bertransaksi dengan dunia luar. Alibaba menangkap peluang tersebut. Itulah mengapa Alibaba kemudian cepat menjadi besar. Ia bahkan mampu mengalahkan para pesaingnya dari dunia barat yang sudah terlebih dahulu berkiprah. Salah satu yang akhirnya mengalah kalah adalah eBay.

Pada 2006, eBay mengumumkan keputusannya untuk meninggalkan pasar Cina dan menyerahkan operasionalnya kepada perusahaan internet yang dikuasai Li Ka-shing, seorang milyuner asal Hong Kong. Demikian pula Amazon, yang meski berkuasa di dunia tetapi tetap tak mampu mematahkan dominasi Alibaba.

Alibaba kini menjadi salah satu website paling penting untuk pertumbuhan bisnis. Dua website utama milik Alibaba, Taobao Marketplace dan Tmall.com kini menguasai 60 persen dari paket-paket yang dikirimkan melalui sistem pos China. Jutaan orang menggantungkan kehidupannya dari Alibaba.

Lebih dari 79 juta anggota Alibaba berasal dari lebih 240 negara. Alibaba Group memiliki dengan 9 anak usaha yakni Alibaba.com, Taobao Marketplace, Tmall, eTao, Alibaba Cloud Computing, Juhyasuan, 1688.com, AliExpress.com dan Alipay.

Namun, catatan prestasi Alibaba tidak selalu bersih. Alibaba sering dituding sebagai tempat penjualan barang-barang bajakan. Dalam dokumen rencana penjualan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO), Alibaba Group mengatakan bahwa situsnya sering dianggap sebagai tempat transaksi barang-barang bajakan atau ilegal. Hal itu tentu saja bisa merusak citra mereka di mata konsumen, investor dan partner-partner ritelnya dari AS. Atas tudingan tersebut, Alibaba tidak berdiam. Alibaba menjawabnya dengan langsung menghapus siapapun yang melanggar hak intelektual. Apalagi setelah Perwakilan Perdagangan AS pernah memasukkan Alibaba dalam daftar “pasar yang kejam” untuk pelanggaran hak kekayaan intelektual.

Pada 2014, Alibaba mengukirkan rekor barunya dengan IPO. Ketika itu, valuasi Alibaba mencapai $200 miliar, sehingga menempatkannya sebagai perusahaan internet terbesar kedua yang tercatat di pasar saham setelah Google. IPO Alibaba akan mengalahkan rekor IPO Facebook sebesar $16 miliar pada 2012.

Penjualan saham Alibaba itu tentu saja akan semakin menambah pundi-pundi Jack Ma . Ia berada di peringkat 33 dalam daftar orang terkaya versi Forbes 2016. Hartanya ditaksir mencapai 27,9 miliar dolar. Untuk peringkat orang paling berpengaruh di dunia versi Forbes, Ma berada di peringkat 22.

Di tengah ketenaran dan gelimang harta, Ma tak lupa mendonasikan sebagian besar hartanya. Ma dikenal sebagai seorang filantropis. Majalah Forbes Asia bahkan memasukkannya dalam daftar “Asia’s Heroes of Philanthropy” karena perannya dalam program pemulihan bencana dan kemiskinan.

Kiprah Jack Ma yang memesona telah memikat para pemimpin negara. Mulai dari David Cameron, hingga Joko Widodo. Mereka ingin agar Jack Ma memberikan bimbingan sekaligus membuka akses bagi para pengusahanya. Tuntutlah ilmu hingga ke negeri Cina. Belajar lah dari Jack Ma.

Baca juga artikel terkait BISNIS atau tulisan lainnya dari Nurul Qomariyah Pramisti

tirto.id - Bisnis
Reporter: Nurul Qomariyah Pramisti
Penulis: Nurul Qomariyah Pramisti
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti