Menuju konten utama

ITDC Disebut Tertarik Kelola Kawasan Ekonomi Khusus Bangka Belitung

Pemprov Bitung telah mengusulkan 2 lokasi untuk ditetapkan sebagai KEK, yaitu di daerah Tanjung Gunung, Bangka Tengah dan Sungai Liat, di Pulau Bangka.

ITDC Disebut Tertarik Kelola Kawasan Ekonomi Khusus Bangka Belitung
Ilustrasi. Presiden Joko Widodo (kiri) memimpin rapat terbatas didampingi Mensesneg Pratikno (tengah) dan Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman (kiri), di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (6/6). ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

tirto.id - Pemerintah Provinsi Bangka Belitung tengah mengusulkan dua lokasi untuk ditetapkan ekonomi khusus (KEK). Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rohman Djohan menyampaikan, dua kawasan ini akan dibangun di daerah Tanjung Gunung, Bangka Tengah dan Sungai Liat, di Pulau Bangka.

Meski belum ada keputusan final soal penetapan KEK tersebut, kata Erzaldi, namun beberapa perusahaan telah menunjukkan ketertarikannya untuk menjadi pengelola. Salah satunya adalah Tourism Development Corporation (ITDC).

"Ada kemungkinan kira-kira begitu (dikelola ITRC). Karena ITDC tidak sembarangan mengelola kawasan dia ada pertimbangannya," ujarnya saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (5/11/2018).

Erzaldi juga menyampaikan bahwa banyak sumber daya alam di Bangka Belitung yang sangat potensial untuk dijadikan tempat pariwisata ketimbang eksplorasi tambang. Karena itu lah, menurut dia, Pemprov bakal mendorong sektor pariwisata untuk meningkatkan pendapatan asli daerah di tahun-tahun mendatang.

Apalagi, minat investor untuk untuk mengembangkan lokasi yang akan jadi KEK itu cukup besar. "Tahun pertama sampai tahun ketiga di KEK Tanjung Gunung itu kurang lebih (investasinya) Rp500 miliar, sementara di Pantai Timur Sungai Liat kurang lebih Rp230 miliar untuk tahun pertama dan tahun ketiga. Belum ada keputusan Kek pun minat pun sudah ada," terangnya.

Ia juga meminta pemerintah berkomitmen dalam pengembangan dua Kawasan Ekonomo Khusus (KEK) yang diajukan Pemprov Bangka Belitung. Sebabnya, hingga saat ini, masih ada industri pertambangan di dua wilayah yang diajukan sebagai KEK.

"Kalau tambang ya tambang berarti KEK enggak ada. Kalau KEK ya KEK pariwisata jangan tambang lagi. Jangan nanti jika sudah ditetapkan KEK pariwisata begitu harga timah naik yang sudah digunakan pariwisata di gali lagi," imbuhnya.

Baca juga artikel terkait KAWASAN EKONOMI KHUSUS atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yandri Daniel Damaledo