Menuju konten utama

Isu Carrie Lam Mundur, Cina: Kami Tetap Dukung Dia Pimpin Hong Kong

Cina tetap dukung Carrie Lam untuk pimpin Hong Kong.

Isu Carrie Lam Mundur, Cina: Kami Tetap Dukung Dia Pimpin Hong Kong
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam. Jae C. Hong/AP

tirto.id - Cina mendorong Carrie Lam untuk terus memimpin Hong Kong usai rekaman audio yang menyatakan bahwa Lam ingin mundur dari pemerintahan terkuak ke publik.

"Kami dengan tegas menyatakan dukungan terhadap pemimpin Hong Kong, Carrie Lam untuk memimpin wilayah administratif spesial (SAR, sebutan Cina untuk Hong Kong)," kata Yang Guang, juru bicara Cina untuk Hong Kong dan Makau, dikutip Channel News Asia.

Dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (3/9/2019), juru bicara lainnya, Xu Luying menyatakan pemerintah Cina percaya bahwa Hong Kong mampu mengatasi dan melewati ketegangan yang tengah terjadi di sana.

Namun pemerintah Cina juga memperingatkan bahwa mereka tidak akan tinggal diam jika situasi meningkat menjadi tidak terkendali dan membahayakan keadulatan nasional.

"Mengakhiri kekerasan dan kekacauan, serta memulihkan ketertiban adalah tugas paling mendesak di Hong Kong," kata Xu.

"Jika situasi terus memburuk, dan berubah menjadi kekacauan yang membahayakan keamanan dan kedaulatan nasional dan melampaui kendali pemerintah SAR, pemerintah pusat tidak akan pernah duduk diam dengan tenang." tambahnya.

Saat ini, Pemerintah Cina tengah menyiapkan garnisun pasukan bersenjata Cina di perbatasan Hong Kong, yang menurut hukum Hong Kong, dapat dikerahkan untuk menjaga keamanan dan ketertiban wilayah.

Konferensi pers ini dilakukan untuk menggalang dukungan terhadap pemerintahan Hong Kong yang mulai terkepung oleh aksi-aksi unjuk rasa menuntut demokrasi di masyarakat.

South China Morning Post mewartakan, konferensi pers ini mendatangkan penasihat politik utama Hong Kong dan anggota parlemen nasional.

Setelah itu, pada Rabu (4/9/2019) mereka berencana mengadakan pertemuan untuk membahas krisis tersebut, yang rencana akan dilakukan di Shenzheng, daerah perbatasan Cina-Hong Kong.

Akan tetapi, di hari yang sama Lam membantah dirinya mengajukan pengunduran diri, meskipun dalam rekaman audio, yang pertama kali diunggah oleh Reuters tersebut menyatakan ia berkata, "Jika saya bisa, hal pertama yang saya lakukan adalah mengundurkan diri,"

Lam mengonfirmasi bahwa rekaman audio tersebut asli.

Melalui rekaman tersebut, BBC melaporkan, Lam juga menyatakan hanya memiliki kekuatan kecil dalam menghadapi krisis. Ia melayani Hong Kong dan Cina sekaligus.

Cina tidak memberikan tenggat waktu baginya dan tim untuk segera menyelesaikan kekacauan, pun Cina tidak akan mengirimkan pasukan untuk mengakhiri demonstrasi, ujarnya.

Selasa (3/9/2019) saat konferensi pers, ia mengonfirmasi bahwa ia tidak pernah mengajukan pengunduran diri ke pemerintah pusat.

"Saya bahkan tidak pernah terpikir untuk membicarakan pengunduran diri dengan pemerintah Cina," katanya.

"Pilihan untuk bertahan bukanlah pilihan saya," ujarnya, dengan menambahkan bahwa ia ingin membantu Hong Kong di situasi yang amat pelik ini dan melayani masyarakat Hong Kong.

Ada dugaan bahwa kebocoran audio tersebut disengaja oleh pihak Lam ataupun pemerintah Cina untuk menarik kembali simpati masyarakat yang telah hilang darinya. Lam menyanggah dugaan tersebut.

Sementara aktivis pro-demokrasi Hong Kong mengimbau Taiwan untuk mendukung kampanye mereka dan memberikan perlindungan ke pengunjuk rasa.

Joshua Wong, yang kini berada di Taipei mendesak Taiwan agar mau memberikan suaka politik ke warga Hong Kong, namun ia sendiri tidak akan meminta suaka.

Aktivis lainnya, Lester Shum, memperingatkan bahwa Cina juga ingin mengambil alih Taiwan. Cina menganggap Taiwan bagian dari Cina dan menyarankan wilayah tersebut diperintah di bawah struktur satu negara, dua sistem, seperti Hong Kong saat ini.

Baca juga artikel terkait DEMO HONG KONG atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Politik
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yantina Debora