Menuju konten utama

Istana Imbau Aksi Tolak Pabrik Semen Jangan Bahayakan Jiwa

Istana berbelasungkawa atas meninggalnya satu peserta penolak pabrik semen yang melakukan aksi cor kaki di depan Istana Merdeka. Istana juga mengimbau aksi dilakukan dengan cara yang tak beresiko keselamatan jiwa.

Istana Imbau Aksi Tolak Pabrik Semen Jangan Bahayakan Jiwa
Pasungan kaki dan pesan tuntutan para petani Kendeng dalam aksi mengecor kaki di depan Istana Merdeka pada hari ketiga aksi, Rabu (15/3). Tirto.id/Arimacs Wilander

tirto.id - Istana Kepresidenan melalui Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki berbelasungkawa atas meninggalnya Patmi (48), satu peserta aksi cor kaki penolak pabrik Semen Indonesia yang dilakukan di depan Istana Merdeka. Tapi ia juga mengimbau aksi jangan dilakukan dengan cara yang membahayakan jiwa.

"Ya tim saya udah bantu urus ya. Berduka cita, jantung ya, kemungkinan juga faktor capek ya. Tapi ya memang kita himbaulah kalau mau menyampaikan pendapat, aspirasi, jangan aksinya mengambil risiko pada keselamatan," kata Teten di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (21/3/2017).

Menurut Teten, Presiden Joko Widodo sudah meminta kepada pihaknya untuk mengurus kepulangan jenazah Patmi ke kampung halaman di Pati. "Tadi Pak Presiden sudah minta kami untuk mengurus kepulangannya, tapi tadi sudah diurus," kata Teten, "Iya nanti diberikan santunan juga ya."

Teten menyatakan setiap warga berhak melakukan aksi, namun ia berharap aksi-aksi penolakan bukan dalam bentuk tindakan yang mengundang risiko kesehatan tinggi.

"Kita sekarang kan bisa mengimbaulah kalau aksi-aksi enggak usah melakukan tindakan yang membahayakan, walaupun ini kan jantung ya enggak ada kaitannya dengan itu," kata Teten.

Teten mengklaim bahwa pembicaraan dengan perwakilan peserta aksi pada Senin (20/3) malam, pemerintah akan merekomendasi tuntutan peserta aksi. "Jadi kemarin, kita kan sudah ngobrol sama mereka, tuntutan mereka kan sudah kita rekomendasi. Mudah-mudahan ini hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) akan selesai akhir Maret, mungkin nanti jadi rujukanlah. Tapi akan dibicarakan terus sama Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian BUMN, dan juga pemerintah daerah," ungkap Teten.

Setelah pertemuan itu, sejumlah peserta aksi berniat pulang ke kampung halaman, termasuk Patmi. Namun sebagian lain masih tetap bertahan melakukan aksi.

Seperti dikabarkan Antara, saat ikut aksi pada Senin kemarin, Patmi dalam kondisi sehat. Namun pada Selasa dini hari tadi Patmi mengeluh sakit dan kemudian dilarikan ke Rumah Sakit St Carolus Jakarta. RS St Carolus menyatakan Patmi meninggal mendadak karena serangan jantung pada sekitar pukul 02.55 WIB.

Baca juga artikel terkait KONFLIK SEMEN REMBANG atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH