Menuju konten utama

Iran Siap Berbincang dengan AS Jika Sanksi Ekonomi Dicabut

Iran mengeluarkan pernyataan siap berdiskusi dengan AS asalkan Paman Sam mencabut sanksi ekonominya.

Iran Siap Berbincang dengan AS Jika Sanksi Ekonomi Dicabut
Ilustrasi Teheran. ANTARA FOTO/TIMA via REUTERS

tirto.id - Iran siap memulai perbincangan dengan AS mengenai ketegangan yang terjadi di Timur Tengah akhir-akhir ini dengan syarat AS mencabut sanksi ekonominya.

Presiden Iran, Hassan Rouhani pada Minggu (15/7/2019), mengatakan “Kami selalu percaya pada diskusi [...] jika mereka mmengangkat sanksi, mengakhiri tekanan ekonomi dan kembali ke kesepakatan, kami siap berdiskusi dengan Amerika hari ini, saat ini juga, dimanapun,” dikutip oleh Aljazeera.

Iran menekankan syarat agar AS mengizinkannya kembali menjual minyak seberapapun yang mereka bisa dan agar AS kembali ke perjanjian Nuklir 2015. AS menarik diri secara sepihak dari perjanjian tersebut tahun lalu.

Ketegangan meningkat ketika AS kembali menerapkan sanksi ekonomi ke Iran, yaitu melarang Iran menjual minyak mentah secara internasional, padahal penjualan minyak mentah menyumbang sebagian besar pendapatan negara Iran. Mei lalu Iran mengumumkan bahwa mereka akan mundur dari komitmen perjanjian nuklir 2015.

Iran mengabaikan saran dari pihak Eropa yang memintanya untuk tetap memegang komitmen perjanjian Nuklir 2015. Iran justru menambah produksi uranium hingga mencapai ambang batas yang disepakati, yang menurut mereka dilakukan untuk menekan negara Eropa yang terlibat dalam perjanjian, seperti Perancis, Jerman, dan Inggris untuk melindungi mereka dari sanksi ekonomi.

AS mengaku siap kapan saja berunding mengenai perjanjian nuklir. Akan tetapi, Iran menetapkan syarat untuk bisa berunding kembali. Sedangkan, Perancis, Inggris, dan Jerman mengatakan bahwa mereka sibuk dengan ketegangan yang meningkat di area Teluk dan kemungkinan bahwa perjanjian nuklir akan batal.

“Kami percaya ini waktunya untuk mengambil langkah tanggung jawab dan mencari jalan untuk menghentikan ketegangan dan memulai kembali perbincangan,” sebut pihak pemerintah Perancis, dilansir Reuters.

Meskipun begitu, alih alih mengangkat sanksi, Trump justru mengatakan akan memperberat sanksi terhadap Iran secara substansial. Sanksi saat ini membuat aliran pendapatan Iran yang berasal dari penjualan minyak mentah dipotong, ia akan memotong seluruh sumber pendapatan Iran dengan sanksi barunya tersebut, katanya pada Rabu (10/7/2019).

Dalam sebuah wawancara, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menyebut pernyataan Rouhani sebagai lagu lama yang didengungkannya pada masa John F. Kerry (Menteri Luar Negeri pada masa pemerintahan Obama) dan Barack Obama.

“Jelas Presiden Trump akan membuat keputusan final. Tapi bagian ini, yang membuat pemerintah terdahulu jatuh dan memutuskan berdamai lewat perjanjian nuklir adalah yang saat ini kami anggap sebagai bencana,” kata Pompeo.

Beberapa bulan lalu, AS hampir saja meledakkan bom ke Iran karena Iran menembak jatuh beberapa pesawat tempur AS yang nampak terbang di langit Iran. Trump memberi perintah pembatalan di menit-menit terakhir.

Baca juga artikel terkait HUBUNGAN IRAN-AS atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Politik
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yantina Debora