Menuju konten utama

Iran Ancam Rudal Pangkalan Militer AS

"Rudal yang mengarah dari darat ke laut kami memiliki jangkauan 700 km dan kapal induk AS adalah targetnya," kata Amirali.

Iran Ancam Rudal Pangkalan Militer AS
Pesawat Boeing KC-135R Stratotanker milik Angkatan Udara AS di pangkalan militer AS di Adana, Turki. REUTERS/Murad Sezer

tirto.id - Pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Afganistan, Uni Emirat Arab dan Qatar, serta kapal induk AS di Teluk, berada dalam jangkauan rudal Iran. Hal ini diungkapkan oleh Korps Pengawal Revolusioner Iran (IRGC).

Ini memberi tanda adanya ketegangan antara Teheran dan Washington. Sekaligus menandakan Iran sedang memantau pergerakan AS di berbagai wilayah tersebut.

"Mereka berada dalam jangkauan kami dan kami dapat memukul mereka jika mereka bergerak. Rudal yang mengarah dari darat ke laut kami memiliki jangkauan 700 km dan kapal induk AS adalah targetnya," kata Amirali Hajizadeh, kepala divisi ruang udara IRGC, seperti dikutip oleh MiddleEasteye.

Presiden AS Donald Trump memberlakukan kembali sanksi terhadap berbagai industri dan institusi Iran sejak pemerintahannya menarik diri dari perjanjian multinasional pada bulan Mei. Hal itu membuat Teheran secara drastis mengurangi program nuklirnya.

Pada hari Selasa, Departemen Keuangan AS mengumumkan sanksi baru terhadap individu dan entitas yang diduga berasal dari kelompok jaringan Iran-Rusia. Kelompok itu dikatakan telah mengirimkan jutaan barel minyak ke Suriah sebagai bagian dari upaya untuk menunjang pemerintahan Bashar al-Assad.

Washington juga memberlakukan sanksi terhadap sektor minyak dan perbankan Iran pada 5 November.

Gedung Putih, mengatakan langkah-langkah itu bertujuan untuk membatasi aktivitas regional Iran dan mengekang program nuklirnya. Serta melemahkan kemampuannya untuk memperoleh senjata konvensional.

Sekutu Eropa Washington mencoba menyelamatkan perjanjian nuklir dengan Iran. Mereka membentuk sistem perdagangan untuk menghindarkan sanksi AS.

Seyed Hossein Mousavian, seorang mantan diplomat Iran dan spesialis kebijakan Timur Tengah di Universitas Princeton, mengatakan bahwa Teheran memiliki 40 tahun pengalaman dalam menangani sanksi, yang akan membantunya beradaptasi dengan kebijakan Trump.

"Iran adalah negara paling berpengalaman di dunia yang menangani sanksi. Saya tidak percaya ada negara lain selain Iran di kawasan ini yang memiliki pengalaman, kapasitas atau skala untuk melawan sanksi," kata Mousavian.

Iran yang mengatakan program rudalnya adalah murni defensif, telah mengancam akan mengganggu pengiriman minyak melalui Selat Hormuz di Teluk jika Amerika Serikat berusaha menghalang-halangi dan mencekik ekspor minyak Iran.

Baca juga artikel terkait AS-IRAN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto