Menuju konten utama

IQ Air: Kualitas Udara Jakarta Kembali Terburuk di Dunia Pagi Ini

Warga Jakarta diimbau untuk menggunakan masker, menghidupkan pemurni udara, menutup jendela dan menghindari aktivitas di luar rumah.

IQ Air: Kualitas Udara Jakarta Kembali Terburuk di Dunia Pagi Ini
Gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta, Senin (8/7/2019). Berdasarkan data "Air Quality Index" pada Senin (8/7/2019) tingkat polusi udara di Jakarta berada pada angka 154 yang menunjukkan bahwa kualitas udara di Ibu Kota termasuk kategori tidak sehat. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

tirto.id - Kualitas udara Jakarta tercatat sebagai yang terburuk di dunia pada Jumat (17/6/2022) pagi. Hal itu berdasarkan lembaga data kualitas udara, IQ Air yang menempatkan kualitas udara Jakarta pada posisi pertama terburuk di dunia.

IQ Air melalui laman resminya mencatat kualitas udara di Jakarta hingga pukul 07.50 WIB mencapai indeks 160. Indeks kualitas udara berdasarkan standar Amerika Serikat (AQ US) menggolongkan indeks 151 hingga 200 merupakan kategori udara yang tidak sehat.

Konsentrasi particulate matter (PM) 2.5 mencapai 14,6 kali lipat di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). PM 2.5 merupakan polutan pencemar udara yang paling kecil dan berbahaya bagi kesehatan tubuh.

IQ Air menyarankan masyarakat untuk menggunakan masker, menghidupkan pemurni udara, menutup jendela dan menghindari aktivitas di luar rumah.

Pada Rabu (15/6/2022), kualitas udara Jakarta juga menduduki posisi pertama di dunia dengan indeks kualitas udara tidak sehat mencapai 188 pada pukul 11.00 WIB.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI menjelaskan penyebab kualitas udara di DKI Jakarta tercatat menjadi yang terburuk di dunia berdasarkan laporan dari laman AQ Index

Humas Dinas LH DKI, Yogi Ikhwan mengatakan penyebab kualitas udara Jakarta terburuk di dunia karena terjadi kelembaban udara yang tinggi sejak Rabu dini hari. Sedangkan pada saat bersamaan, suhu udaranya rendah.

Dia mengatakan, hal tersebut mengakibatkan polutan pencemar udara terakumulasi di lapisan troposfer. "Maka akan terlihat kondisi kualitas udara seperti kabut, didukung juga dengan cuaca yang mendung," kata Yogi kepada reporter Tirto.

Baca juga artikel terkait KUALITAS UDARA DI JAKARTA atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Gilang Ramadhan