Menuju konten utama

Ipsos: Indonesia Masuk 10 Besar Negara Paling Masa Bodoh

Penghuni posisi pertama dalam rangking Ipsos 2016 sebagai negara dengan warga paling masa bodoh adalah India. Berturut-turut di posisi setelahnya ada Cina, Taiwan, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Brazil, Thailand, Singapura, Turki, dan Indonesia.

Ipsos: Indonesia Masuk 10 Besar Negara Paling Masa Bodoh
Ilustrasi. Wisatawan memadati dermaga Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Jumat (6/5). Wilayah Kepulauan Seribu dimanfaatkan warga Jakarta dan sekitarnya untuk menghabiskan libur panjang akhir pekan. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa.

tirto.id - Hasil riset Ipsos MORI yang dikerjakan selama bulan September-November 2016 lalu menempatkan Indonesia di urutan 10 besar untuk negara dengan warga berpengetahuan rendah tentang negaranya sendiri. IPSOS telah mewawancarai 27.250 responden usia 16-64 dari 40 negara. Masing-masing negara mewakilkan 500 hingga 1.000 orang sebagai responden.

Responden diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang negaranya sendiri, merentang dari isu ekonomi, sosial, agama, hingga demografis. Metode tersebut menghasilkan jawaban yang disilangkan oleh Ipsos dengan data dan fakta yang sebenarnya.

Hasilnya kemudian dipakai untuk menganalisis seberapa melencengnya jawaban responden. Prediksi bisa melenceng terlalu tinggi maupun rendah. Tak ada responden yang mampu memprediksi dengan benar-benar tepat. Meski demikian, hasil akhirnya bisa dipakai untuk membuat urutan dari negara yang mampu menjawab dengan tingkat ketepatan tertinggi hingga yang terendah.

Jawaban-jawaban paling akurat diberikan oleh warga Belanda. Dalam urutan 10 besar, di bawahnya berturut-turut ada Inggris, Korea Selatan, Republik Ceko, Malaysia, Australia, Jerman, Italia, Norwegia, dan Swedia.

Sementara itu penghuni posisi pertama sebagai negara dengan warga paling masa bodoh adalah India. Berturut-turut di posisi setelahnya ada Cina, Taiwan, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Brazil, Thailand, Singapura, Turki, dan Indonesia.

Dalam pertanyaan tentang berapa proporsi penduduk muslim di Indonesia, misalnya, responden asal Indonesia menerima skor -7. Pertanyaan tentang persentase orang di Indonesia yang menolak kaum homoseksual atas dasar moral -14, dan untuk isu seks bebas diganjar nilai -18. Sementara itu pada pertanyaan tentang persentase orang Indonesia yang menolak praktik aborsi atas dasar moralitas, skornya melenceng hingga -11.

Diantara total 12 pertanyaan yang dilontarkan periset, ada dua diantaranya yang menunjukkan sisi paling melenceng dari masyarakat Indonesia. Pertama adalah pertanyaan seputar biaya kesehatan, lebih tepatnya berapa persentase total Produk Domestik Bruto (PDB) yang dibelanjakan untuk anggaran kesehatan tiap tahun? Responden asal Indonesia menjawab dalam jumlah yang banyak dan menghasilkan skor hingga +36 atau yang paling melenceng diantara negara-negara lain.

Pertanyaan kedua berkaitan dengan pemilu presiden Amerika Serikat yang digelar pada bulan November 2016. Responden diminta untuk memprediksi siapa yang akan memenangkan pertarungan. Jawaban responden asal indonesia serupa dengan jawaban responden asal negara-negara lain yang mayoritas memenangkan Hillary Clinton.

Dukungan responden Indonesia untuk kandidat Partai Demokrat itu mencapai 73 persen. Sementara itu 14 persen lain memilih Donald Trump, dan sisanya tak bisa memprediksi. Satu-satunya negara yang memenangkan Trump adalah Rusia, negara yang dituduh ikut campur dalam pemilu November kemarin.

Baca juga artikel terkait INDONESIA atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan