Menuju konten utama

Investigasi Robohnya Box Grider LRT Kayu Putih Harus Tuntas 2 Pekan

Investigasi untuk mencari penyebab robohnya box grider proyek light rail transit (LRT) di Kayu Putih melibatkan PT Wijaya Karya, Tim Ahli ITB, Puslabfor Polri dan Tim Kementerian PUPR.

Investigasi Robohnya Box Grider LRT Kayu Putih Harus Tuntas 2 Pekan
Satpam melintas di depan lokasi sambungan beton LRT Kelapa Gading-Velodrome yang roboh, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (22/1/2018). tirto.id/Arimacs Wilander.

tirto.id - Direktur Utama Jakarta Propertindo (Jakpro) Satya Heragandhi mengatakan investigasi untuk mencari penyebab robohnya box grider proyek light rail transit (LRT) di Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, harus tuntas dalam dua pekan ke depan.

Menurut dia, investigasi terhadap insiden yang terjadi pada Senin dini hari (22/1/2018) itu akan melibatkan PT Wijaya Karya (Wika) Tbk selaku kontraktor LRT Jakarta. Investigasi ini juga melibatkan tim dari luar penggarap proyek ini.

"Diharapkan dalam jangka waktu 10 hari, maksimal dua minggu itu, hasil sudah bisa didapat. Tadi kami diminta secara khusus untuk melaporkan pertanggungjawaban situasi ini kepada Dewan dua pekan setelah ini," kata Satya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (23/1/2018).

Permintaan terkait tenggat waktu investigasi itu sebelumnya disampaikan oleh ketua Komisi B DPRD DKI, Yusriah Dzinnun dalam rapat dengar pendapat bersama PT Jakpro. Menurut Yusriah, investigasi itu penting untuk segera dilakukan guna memastikan apakah ada tindakan kelalaian dalam pemasangan box grider yang roboh, atau kesalahan teknis akibat konstruksi yang rapuh.

Satya meminta semua pihak bersabar sampai investigasi itu selesai. Ia khawatir beragam spekulasi soal robohnya box grider proyek LRT itu dapat menghambat proyek tersebut.

"PT Wika belum melaporkan atau memindahkan pekerjaan ke kami. Masih dalam koridor Wika semua. Wika menginvestigasi VSL (PT VSL Indonesia), ada tim ahli, Puslabfor, dan (Kementerian) PU," kata dia.

Satya nenjelaskan, PT VSL Indonesia merupakan subkontraktor, yang mengerjakan stressing (penyatuan) box girder bentang P28-P29 yang roboh. Bersama dengan tim ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB), mereka merupakan tim investigasi internal yang ada di bawah PT Wika.

Sementara Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, ujar dia, adalah tim eksternal yang juga ikut melakukan investigasi.

Langkah pertama dalam investigasi itu adalah mengambil sampel konstruksi yang roboh untuk diuji di laboratorium.

"Uji lab terhadap material, kemudian terhadap beberapa barang bukti yang ada di sana. Rencananya, hari ini police line sudah dapat dilepas dari lokasi sehingga bisa diambil bahan uji untuk diambil ke lab," kata Satya.

Baca juga artikel terkait PROYEK LRT atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom