Menuju konten utama

Investasi Turun Sebabkan Perlambatan Ekonomi Sumbar

Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) mencatat pertumbuhan investasi di provinsi tersebut cenderung mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir yang berdampak pada perlambatan ekonomi provinsi itu.

Investasi Turun Sebabkan Perlambatan Ekonomi Sumbar
Anggota sanggar tuah saiyo memakai pakaian tari dari jawa tengah saat pameran kain nusantara di museum adityawarman, padang, sumatera barat, rabu (5/8). Pameran yang menampilkan kain tradisional nusantara dari 34 propinsi itu menampilkan tarian menggunakan kain dan pakaian tradisional dari sejumlah propinsi di nusantara. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

tirto.id - Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) mencatat pertumbuhan investasi di provinsi tersebut cenderung mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir yang berdampak pada perlambatan ekonomi provinsi itu.

"Investasi punya kontribusi besar dalam peningkatan pendapatan domestik regional bruto (PDRB), namun pertumbuhannya melambat setiap tahun sehingga berdampak pada perlambatan ekonomi Sumbar," kata Kepala Perwakilan BI Sumbar Puji Atmoko di Padang, Jumat, (8/4/2016).

Puji menyebutkan, pada 2011 pertumbuhan investasi Sumbar mencapai 11,08 persen, 2012 tumbuh 6,40 persen, 2013 tumbuh 4,62 persen, 2014 tumbuh 5,23 persen, sementara untuk tahun 2015 hanya 4,34 persen.

"Stagnannya investasi di Sumbar juga tercermin dari kredit investasi yang relatif kecil dibandingkan kredit konsumsi serta melambatnya kredit investasi," ujar Puji.

Ia menambahkan, pada 2014 kredit investasi hanya 20,8 persen sementara kredit konsumsi mencapai 44,1 persen dan pada 2015 kredit investasi hanya 20,8 persen sedangkan kredit konsumsi mencapai 43,5 persen.

Kondisi tersebut juga tercermin dari realisasi penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri yang cukup kecil.

“Pada 2015 pangsa penanaman modal dalam negeri Sumbar hanya 5 persen, sementara Riau mencapai 36 persen, sedangkan penanaman modal asing Sumbar hanya dua persen dan Riau 27 persen,” lanjut Puji.

Ia menilai ada beberapa kendala yang menghambat investasi di Sumbar yaitu letak geografis, kondisi rawan bencana, persoalan lahan, daya saing rendah serta infrastruktur dan perizinan yang belum memadai.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menerapkan bebas biaya dalam pengurusan izin investasi kecuali yang telah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda).

"Kalau surat izin gratis, tidak perlu bayar, syaratnya pihak yang ingin investasi harus serius," ujar Irwan.

Ia menceritakan, sudah sering menemukan orang menawarkan investasi di Sumbar namun yang bersangkutan adalah broker atau perantara.

"Kalau benar-benar serius ingin investasi dimana ada kendala akan saya bantu, saya sudah capek berurusan dengan broker," lanjutnya.

Ia mengatakan, salah satu cara mempercepat pertumbuhan ekonomi adalah melalui investasi karena Anggaran Pendapatan Belanja Daerah nilainya kecil, Sumbar hanya Rp4,3 triliun. (ANT)

Baca juga artikel terkait INVESTASI atau tulisan lainnya

Reporter: Yantina Debora