Menuju konten utama

International Women's Day: 2.500 Perempuan Saudi Turun ke Jalan

Sejumlah perempuan Arab Saudi mengadakan pawai ke jalan di Jeddah pada International Women's Day

International Women's Day: 2.500 Perempuan Saudi Turun ke Jalan
Perempuan Arab Saudi resmi diizinkan memasuki stadion olahraga mulai 2018. FOTO/AFP

tirto.id - International Women's Day, 8 Maret 2018 kemarin dirayakan juga oleh sejumlah perempuan Arab Saudi.

Lebih dari 2.500 perempuan Arab Saudi turun ke jalan di Jeddah Kamis (8/3/2018). Pawai ini merupakan pawai perempuan besar-besaran pertama di tengah masyarakat Islam konservatif di kerajaan Arab Saudi.

Agenda besar-besaran ini diselenggarakan oleh pemerintah kota Jeddah dengan tujuan untuk mempromosikan gaya hidup sehat serta perlindungan lingkungan.

Putra Mahkota Pangeran Mohammed Bin Salman, dalam upaya mengembalikan negara itu ke "Islam yang moderat", telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan pemenuhan hak-hak perempuan pada semua aspek di dalam masyarakat.

Dalam The Arab Women Who Refuse to be Silent disebutkan bahwa perempuan Arab tidak punya suara dalam arus utama hidup keseharian—kendati Arab Saudi sendiri sebenarnya tidak mencerminkan dunia Arab pada umumnya.

Sebelumnya, pada tahun 1990 dan 2011 pernah dilakukan demonstrasi melawan larangan menyetir bagi perempuan. Sialnya, para perempuan yang berani melakukan demo dan tertangkap oleh polisi didenda kemudian dipenjara, sementara yang lainnya kehilangan pekerjaan dan status mereka dalam masyarakat. Mereka dilarang bepergian dan dijauhi oleh para tokoh agama di kerajaan.

Hingga kemudian, Arab Saudi mengumumkan rencananya mengizinkan para perempuan mengemudi mulai Juni tahun ini dan aplikasi pemanggilan kendaraan umum sedang disiapkan untuk merekrut para perempuan pengemudi.

"Saya pikir pemerintah kita paham bahwa masyarakat kita sudah siap," kata duta besar Khalid bin Salman bin Abdulaziz seperti dilansir The Guardian.

Selain itu, kantor kejaksaan umum Arab Saudi mengatakan untuk pertama kalinya akan merekrut jaksa-jaksa perempuan bulan ini.

"Saya senang boleh menyetir dalam beberapa bulan lagi. Perempuan bisa mengemudi seperti laki-laki," kata Aimena, seorang mahasiswi yang sedang mengambil kursus menyetir di Princess Nura University dilansir Xinhua.

Pada Bulan Januari kemarin, para perempuan Saudi diizinkan untuk menonton pertandingan sepak bola dan memulai menjalankan keperluan mereka tanpa harus ditemani kerabat laki-laki.

Kerajaan juga membuka 140 posisi bagi para perempuan untuk bekerja di bandar-bandar udara dan penyeberangan perbatasan. Pembukaan kesempatan itu merupakan langkah bersejarah, yang dikatakan pemerintah akan menarik minat 107.000 perempuan untuk mengajukan lamaran pekerjaan.

Ini adalah perubahan paling signifikan terhadap tatanan sosial konservatif di Arab Saudi yang secara ketat membatasi peran gender, dan sangat membatasi peran perempuan dalam kehidupan publik.

Baca juga artikel terkait HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yulaika Ramadhani
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani