Menuju konten utama
Pengamat Transportasi:

Integrasi Transaksi Tol JORR Tidak Efektif Menekan Biaya Logistik

Pengamat transportasi menilai rencana pemerintah untuk melakukan integrasi transaksi di Tol JORR dinilai tak akan efektif.

Integrasi Transaksi Tol JORR Tidak Efektif Menekan Biaya Logistik
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) di Tanjung Priok yang menghubungkan lalu lintas ke Cawang, Pluit, dan ke pelabuhan Tanjung Priok. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id -

Integrasi transaksi Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) dinilai tidak efektif untuk menekan biaya logistik lebih murah karena masih banyak kekurangan. Analisis ini disampaikan pengamat transportasi dari Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan saat berbincang dengan Tirto, Senin (17/9/2018).

"Kalau dijadikan begitu saya lihat kondisinya juga belum lancar. Apa alasannya untuk disatukan, karena itu kan juga menaikkan tarif," ujar Azas.

Azas berpendapat, Tol JORR rawan kerusakan jalan, kecelakaan, kemacetan, dan pungutan liar yang membuat skema integrasi transaksi kurang efektif menekan biaya logistik. Lantaran itu pemerintah perlu lebih banyak menyiapkan jalur rel dan laut untuk distribusi logistik lebih murah, aman, dan cepat.

"Kalau masalah efektivitas menurut saya enggak efektif juga karena rugi konsumennya, di jalan juga masih banyak macem-macem, macet, jalan rusak, dan pungutan," jelas Azas.

Integrasi transaksi pada Tol JORR bakal mulai diberlakukan paling lambat akhir September 2018. Integrasi ini semula akan diberlakukan pada 20 Juni 2018, namun karena memperhatikan dan mempertimbangkan dengan seksama masukan dari berbagai elemen masyarakat, maka dilakukan penundaan untuk dapat melakukan sosialisasi secara lebih intensif.

Integrasi transaksi JORR bakal dilakukan pada Seksi W1 (SS Penjaringan-Kebon Jeruk), Seksi W2 Utara (Kebon Jeruk-Ulujami), Seksi W2 Selatan (Ulujami-Pondok Pinang), Seksi S (Pondok Pinang-Taman Mini), Seksi E1 (Taman Mini-Cikunir), Seksi E2 (Cikunir-Cakung), Seksi E3 (Cakung-Rorotan), Jalan Tol Akses Tanjung Priok (Rorotan-Kebon Bawang), dan Tol Ulujami-Pondok Aren.

Saat integrasi ini berlaku, tarif bagi kendaraan golongan I untuk jarak jauh dan dekat adalah Rp15.000. Sementara kendaraan golongan 2 dan 3 dikenakan tarif Rp22.500. Untuk kendaraan golongan 4 dan 5 harus membayar tarif senilai Rp30.000.

Selama ini, kendaraan golongan I yang melintas dari Simpang Susun Penjaringan menuju Tol Akses Pelabuhan Tanjung Priok harus membayar tarif Rp34.000. Sementara untuk kendaraan golongan V, dikenai tarif hingga Rp94.500 dalam sekali jalan.

Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, integrasi transaksi Tol JORR akan membuat penurunan tarif bagi kendaraan golongan I hingga Rp19.000. Sedangkan tarif untuk kendaraan golongan V akan turun sampai Rp64.500.

Sementara untuk pengguna jalan tol ruas Ulujami-Pondok Aren dari Bintaro Viaduct menuju Bintaro tetap harus membayar tarif tol Ulujami-Pondok Aren sebesar Rp3.000 untuk golongan I. Sedangkan ruas tol Ulujami-Pondok Aren yang menuju Ulujami dikenakan tarif Rp15.000, atau naik Rp2.500 dari tarif tol yang dipatok saat ini.

Dengan integrasi ini, pengguna tol pun hanya perlu melakukan satu kali transaksi pada gerbang masuk. Pola ini berbeda dengan sistem transaksi tertutup yang berlaku saat ini, yakni pengguna tol melakukan 2-3 kali transaksi apabila melintasi tol JORR yang sepanjang 76 kilometer. Tol JORR terdiri dari 4 ruas tol yang dikelola oleh BUJT yang berbeda-beda

Basuki mengklaim perubahan tarif akibat kebijakan integrasi transaksi di Tol JORR tersebut telah dikalkulasi dengan penuh pertimbangan.

“Tidak ada kenaikan tarif terselubung yang akan meningkatkan pendapatan dan memberi keuntungan tambahan bagi BUJT [Badan Usaha Jalan Tol],” ujar Basuki dalam keterangan resminya, pada Minggu (16/9/2018).

Baca juga artikel terkait TARIF TOL atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Agung DH