Menuju konten utama

Inovasi Baru Mengubah Sampah Plastik Jadi Kertas yang Mudah Terurai

"Kami memproduksi kertas ekologis yang dibuat dengan botol plastik daur ulang, kalsium karbonat dan batu. Kami tidak menggunakan air atau bahan kimia, seperti klorin. Kertas mineral lebih kuat dari standar."

Inovasi Baru Mengubah Sampah Plastik Jadi Kertas yang Mudah Terurai
Sampah plastik daur ulang. FOTO/sciencedaily.com

tirto.id - Sampah plastik telah menjadi masalah di seluruh dunia, karena sebagaimana kita tahu, limbah jenis ini susah untuk terurai di alam. Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk memberi inovasi dalam rangka penanganan limbah plastik.

Salah satu penemuan yang berasal dari Meksiko telah berhasil merancang botol plastik bekas atau botol PET (Polyethylene Therepthalate) menjadi kertas mineral atau kertas peta.

Kertas ini dapat terurai secara alami (biodegradable) dan memenuhi standar kualitas yang diperlukan untuk mencetak buku dan kotak-kotak alat tulis umum.

Dilansir Science Daily, penemuan kertas biodegradale ini selain mengurangi penggunaan plastik berlebih, inovasi ini juga bermanfaat untuk mengurangi lebih banyak pohon yang ditebang untuk dibuat sebagai bahan baku kertas.

Ever Adrian Nava, salah seorang pembuat inovasi yang kemudian mendirikan perusahaan" Cronology ", yang berlokasi di Meksiko menyatakan timnya berhasil memproduksi kertas ekologis yang dibuat dengan botol plastik daur ulang, kalsium karbonat dan batu.

"Kami tidak menggunakan air atau bahan kimia, seperti klorin. Kertas mineral lebih kuat dari standar, Anda tidak dapat memecahkannya dengan tangan Anda, tahan air, memiliki kualitas fotodegradable dan hanya menyerap jumlah tinta yang diperlukan saat mencetak," katanya.

Didukung oleh teknologi "Cronology", dalam proses pembuatan kertas tersebut, Nava dan rekan-rekannya telah menghemat hingga 20 pohon dan 56.000 liter air.

Selain itu, proses produksinya 15 persen lebih murah karena tidak memerlukan bahan kimia seperti klorin.

Keunggulan ain sistem ini adalah, satu ton kertas mineral dapat dibuat dengan 235 kilogram pelet (pecahan plastik), dalam waktu delapan jam.

"Paling tidak 24.000 kilogram plastik dapat diperoleh," tambahnya.

Sebelum mengubah PET menjadi kertas, perlu terlebih dahulu mengubah botol plastik daur ulang menjadi pelet dengan menghancurkannya bersama berbagai potongan karbon kalsium.

Kemudian campuran itu dalam proses pengecoran dipanaskan dalam suhu lebih dari seratus derajat Celcius. Hal itu dilakukan untuk membentuk lembaran kertas besar yang digulung.

Gagasan asli dari jenis kertas ini adalah untuk mengurangi biaya produksi dan menghindari deforestasi (penggundulan hutan), karena Meksiko telah memproduksi 700.000 ton kertas per tahun untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal dengan biaya sekitar 10 juta dolar.

Sekitar 33 persen kertas yang diproduksi di Meksiko adalah untuk buku dan notebook, 25 persen untuk pembungkus produk, dan sisanya untuk tisu toilet dan bungkus makanan.

Mesin yang dibuat oleh Ever Nava dengan rekan setimnya Erick Zamudio, mirip dengan yang digunakan untuk pembuatan tortilla (roti pipih asal Mkesiko), karena kertas peta terbuat dari "pasta" yang menghasilkan kertas tahan air dengan tekstur yang mirip dengan voucher kue.

Kertas ini ramah lingkungan karena terurai hanya dalam enam bulan. Satu-satunya kelemahan dari produk ini adalah di tidak dapat ditulis dengan gel tinta karena mengandung alkohol.

"Dengan tidak menebang pohon, atau menggunakan air, kami mengurangi biaya dan membantu planet ini. Untuk menghasilkan satu ton kertas tradisional, kita mengalami kerugian lingkungan, dengan kertas peta ini kami coba menghilangkannya," kata Nava dikutip Phys.Org.

Meskipun di Spanyol dan perusahaan Taiwan pembuatan kertas peta dengan proses serupa sudah ada, sistem Cronology empat kali lebih murah.

Para pendiri berpartisipasi dalam kontes 'perusahaan hijau' yang telah diselenggarakan selama lima tahun terakhir di Meksiko, dalam rangka mendapatkan pembiayaan untuk perusahaan mereka.

Baca juga artikel terkait SAMPAH PLASTIK atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Teknologi
Penulis: Febriansyah
Editor: Yulaika Ramadhani