Menuju konten utama
Dampak Pandemi Corona

Inflasi Ramadan Mei 2020 Hanya 0,07 Persen, BPS: Ini Tidak Biasa

BPS mencatat selama bulan Ramadan yang jatuh pada Mei 2020, inflasi senilai 0,07 persen secara bulan ke bulan (mtom).

Inflasi Ramadan Mei 2020 Hanya 0,07 Persen, BPS: Ini Tidak Biasa
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto (tengah) di Jakarta, Senin (29/7/2019).ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat selama bulan Ramadan yang jatuh pada Mei 2020, terjadi inflasi senilai 0,07 persen secara bulan ke bulan (mtom). Inflasi selama Januari-Mei 2020 pun tercatat berada di angka 0,90 persen. Jika dibandingkan dengan Mei 2019 atau secara year on year (yoy), nilainya berada di kisaran 2,19 persen.

“Biasanya Ramadan Idul Fitri, permintaan meningkat sehingga inflasi tinggi. Kali ini tidak terjadi karena situasi tidak biasa,” ucap Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Selasa (2/6/2020).

Suhariyanto menyatakan nilai inflasi Mei 2020 ini kecil sekali. Ia mencontohkan inflasi Mei 2020 hanya 0,07 persen dan sangat jauh dari inflasi Idul Fitri 2019 yang jatuh pada Juni dengan inflasi 0,55 persen. Secara yoy nilainya hanya mencapai 2,19 persen atau turun jauh dari Ramadan yang jatuh pada Juni 2019 yang masih 3,28 persen.

Menurut data BPS, sekitar 67 kota mengalami inflasi dan 23 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi dialami wilayah Tanjung Pandan senilai 1,2 persen dan terendah terjadi di 0,01 persen. Sementara itu deflasi tertinggi terjadi di Luwuk senilai 0,39 persen dan terendah dialami wilayah Manado sebesar 0,01 persen.

Suhariyanto mencatat rendahnya inflasi di bulan Ramadan 2020 disebabkan faktor turunnya permintaan dan persoalan daya beli sebagai imbas penurunan pendapatan yang dialami masyarakat. Di sisi lain, ia menilai hal ini menjadi konsekuensi dari pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

“Kita semua menyadari situasi tidak biasa karena COVID-19. Tidak pasti dan banyak kejadian menyebabkan pola inflasi pada Ramadan sangat tidak biasa berbeda jauh dari tahun-tahun sebelumnya,” ucap Suhariyanto.

Jika dibedah lebih lanjut, komponen bergejolak atau volatile price malah mengalami deflasi 0,50 persen dengan andil deflasi 0,09 persen. Komponen ini pun masih mengalami inflasi secara yoy dengan angka 2,52 persen.

Sementara itu, harga diatur pemerintah atau administered price masih mengalami inflasi 0,67 persen mtom. Inflasi inti pada Mei 2020 tercatat berada di angka 0,06 persen mtom dan 2,65 persen yoy.

Baca juga artikel terkait INFLASI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri