Menuju konten utama

Infeksi Paru-Paru Merenggut Aray Daulay, Cermati Jenis-jenisnya

Ada beberapa macam penyakit paru-paru yang harus Anda waspadai.

Infeksi Paru-Paru Merenggut Aray Daulay, Cermati Jenis-jenisnya
Ilustrasi infeksi paru-paru. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Jumat, 28 September 2018, dunia hiburan tanah air berduka. Dilansir Liputan6.com, musikus Aray Daulay dikabarkan meninggal dunia di Bali, pada pukul 02.40 WITA. Pria yang pernah tergabung dalam band Plastik, Steven and the Coconut Trees, Ray D’Sky dan Daddy and the Hot Tea ini meninggal karena infeksi paru-paru yang dideritanya.

Diwartakan Liputan6.com, sebelum meninggal Aray sempat pingsan dan harus dilarikan ke rumah sakit, Kamis (27/9/2018) malam. Meski berada di ruang ICU, kondisi Aray sempat diketahui membaik. Namun, Angela menceritakan, dirinya dan Triaji dihubungi oleh pihak Rumah Sakit Kasih Ibu, karena kondisi Aray memburuk dan harus mendapatkan perawatan khusus.

Akhirnya, pada pukul 02.40, seluruh alat bantu pernapasan yang ada di tubuhnya dilepas karena Aray telah berpulang.

Jenis Penyakit Paru-Paru

Ditulis situsweb Rumah Sakit New York Presbyterian, Brooklyn Methodist Hospital ada beragam jenis infeksi paru-paru, seperti pneumonia, tuberkulosis, dan influenza, dengan beragam penyebab.

Pneumonia misalnya, menurut situs resmi American Lung Association, merupakan komplikasi flu, tapi bisa juga disebabkan oleh virus lain: bakteri maupun jamur. Penyakit ini bukanlah penyakit tunggal. Pneumonia memiliki lebih dari 30 penyebab yang berbeda.

Di Amerika Serikat, sepertiga kasus pneumonia disebabkan oleh virus. Virus tersebut menjadi penyebab paling sering pada anak-anak dan dewasa muda.

Dalam studi berjudul “Death Due To Pneumonia in Young Adults-A Post Mortem Experience from The Departement of Legal Medicine, Kacyiru Hospital, Kigali-Rwanda” yang dilakukan oleh H. Mushumba, dkk (PDF), tertulis pneumonia merupakan infeksi akut pada salah satu maupun kedua paru-paru. Pada penyakit ini, pembengkakan alveoli dengan pus dan cairan yang diikuti infeksi akan membatasi asupan oksigen sehingga mengubah proses pertukaran gas.

Dalam penelitiannya, Mushumba, dkk mengatakan bahwa pneumonia memiliki gejala dari ringan hingga berat. Ia dapat menyebabkan kematian jika tak segera diobati.

“Tanda dan gejala pneumonia meliputi: demam, menggigil, batuk terus menerus yang tidak membaik atau bahkan memburuk, sesak nafas disertai nyeri dada,” tulis Mushumba, dkk.

Ada beberapa patogen yang menjadi penyebab pneumonia diantaranya Streptococcus pneumonia, Hemophilus influenzae type b (Hib) dan Respiratory Syncytial Virus (RSV).

Pada anak-anak usia di bawah 5 tahun, pada negara berkembang, penyebab utama pneumonia adalah Streptococcus pneumonia, sedangkan RSV menjadi penyebab utama pada anak-anak dengan usia di bawah dua tahun.

Influenza

Situs resmi American Lung Association menjelaskan influenza atau flu merupakan penyakit pernapasan serius yang dapat menyebar dengan mudah dari orang ke orang. Pada proses penyebarannya, semua orang berisiko terkena dan menyebarkan virus ini. Dalam beberapa kasus penyakit seperti asma, influenza memiliki risiko komplikasi lebih tinggi.

Influenza terdiri dari 3 jenis, yakni influenza tipe A, tipe B, dan tipe C. Virus influenza tipe A tak hanya menyebar melalui orang, tapi juga hewan seperti burung, babi, kuda, serta jenis hewan lainnya. Pada jenis ini, dua subtipe di antaranya dapat disebarkan manusia, seperti H1N1 dan H3N2, yang termasuk dalam vaksin flu musiman tiap tahun.

Selain virus influenza tipe A, terdapat juga virus influenza tipe B yang bisa menyebabkan penyakit pada manusia, tapi memiliki tingkat keparahan infeksi di bawah influenza tipe A.

Influenza tipe A dan tipe B merupakan kasus parah dari virus flu. Ia berbeda dengan tipe C yang kasusnya lebih sering dijumpai pada manusia serta menyebabkan penyakit yang sangat ringan bahkan tanpa gejala. Pada influenza tipe A dan B, virus akan berubah secara konstan dan setiap tahun akan menyebarkan strain berbeda di seluruh dunia, sehingga pertahanan alami tubuh tak mampu mengikuti perubahannya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan influenza berdasarkan kombinasi hemaglutinin (HA) dan neuraminidase (NA), protein yang terdapat pada permukaan virus.

Influenza memiliki penyakit dari gejala ringan hingga berat, yang bahkan bisa menyebabkan kematian. WHO mencatat, epidemi tahunan influenza di seluruh dunia diperkirakan menghasilkan 3 hingga 5 juta kasus penyakit berat dan menyebabkan kematian dari 290.000 hingga 650.000.

Penyakit ini memiliki tanda dan gejala seperti demam mendadak, batuk (biasanya batuk kering), sakit kepala, nyeri otot dan sendiri, malaise berat (merasa tidak enak badan), sakit tenggorokan, dan hidung berair.

Umumnya, pada kasus influenza ringan, orang akan sembuh tanpa memerlukan perawatan medis selama 2 minggu, namun dalam kasus berat, dapat mengakibatkan kematian.

Di negara-negara industri, kematian akibat influenza umumnya terjadi pada penduduk dengan usia di atas 65 tahun. Pada kasus kematian anak akibat influenza, pada anak dengan usia di bawah 5 tahun, 99 persen kematian disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah.

Infografik Infeksi Paru-Paru

Tuberkulosis (TB)

Selain Pneumonia dan Influenza, jenis penyakit infeksi paru-paru lainnya adalah tuberkulosis. Dilansir dari situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini umumnya mempengaruhi paru-paru, tapi bisa disembuhkan dan dapat dicegah.

WHO mencatat sekitar seperempat dari populasi dunia memiliki TB laten, artinya orang telah terinfeksi oleh bakteri TB, tapi tidak (belum) terkena penyakit tuberkulosis dan tidak dapat menularkan penyakit ini.

Penyakit ini rentan terhadap orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah seperti orang dengan HIV, kekurangan gizi, maupun diabetes. Selain itu, perokok juga rentan terhadap risiko penyakit ini.

Umumnya, tuberkulosis menyerang orang dewasa pada usia produktif, tapi seluruh kelompok usia berisiko terkena penyakit ini. Penyakit ini menyebabkan kematian pada 95 persen negara berkembang.

Dalam laporan WHO tertulis, orang yang hidup dengan HIV memiliki potensi 20 hingga 30 kali mengembangkan penyakit TB aktif, dibandingkan orang tanpa HIV. Di dunia, HIV dan TB membentuk kolaborasi yang mematikan. Berdasarkan catatan lembaga kesehatan dunia ini, 300 ribu orang meninggal karena TB yang berhubungan dengan penyakit HIV. Pada tahun tersebut, terdapat 900 ribu kasus TB baru di antara orang dengan HIV positif.

Baca juga artikel terkait INFEKSI PARU-PARU atau tulisan lainnya dari Widia Primastika

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Widia Primastika
Editor: Maulida Sri Handayani