Menuju konten utama

Industri Manufaktur Lesu: Pertumbuhan Ekonomi Bisa Terkoreksi 0,1%

Kemenperin memperkirakan angka pertumbuhan ekonomi pada tahun ini akan terkoreksi hingga 0,1 persen lantaran geliat industri manufaktur sampai dengan kuartal III masih melesu.

Industri Manufaktur Lesu: Pertumbuhan Ekonomi Bisa Terkoreksi 0,1%
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Heru Kristiyana berjalan menuju ruang rapat koordinasi di gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (4/9/2019). ANTARA FOTO/Reno Esnir/wsj.

tirto.id - Kementerian Perindustrian memperkirakan angka pertumbuhan ekonomi pada tahun ini akan terkoreksi hingga 0,1 persen lantaran geliat industri manufaktur sampai dengan kuartal III masih melesu.

Sekretaris Jenderal Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan industri manufaktur sedang melesu terlihat dari data IHS Markit, yakni Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia yang berada di level 49,2 per kuartal III/2019 atau terendah sejak akhir 2016 silam.

"Kami harapkan sih tidak [terlalu berdampak ke pertumbuhan ekonomi]. Mungkin turun 0,1 persen, karena perkembangan saat ini," ucap Achmad kepada wartawan saat ditemui di Hotel Mercure Padang, Selasa (8/10/2019).

PMI memang menjadi salah satu alat untuk melihat kondisi industri manufaktur. Jika suatu negara memiliki nilai PMI di atas 50, maka bisa dikatakan industri manufaktur di negara bersangkutan tengah tumbuh atau ekspansi.

Sebaliknya, apabila PMI di bawah 50, maka ada indikasi industri manufaktur sedang mengurangi produksi, dan ekspansi juga terbilang minim.

"Anjloknya PMI Indonesia ini juga bisa jadi dipengaruhi faktor internasional. Saat ini perekonomian global sedang melambat, sehingga permintaan turun dan berimbas pada produksi di negara dunia, termasuk Indonesia," jelas Achmad.

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kemenperin Ngakan Timur Antara menyatakan tren penurunan PMI tidak hanya terjadi di Indonesia saja, namun juga negara-negara tetangga seperti Singapura dan Thailand.

Vietnam pun, lanjut Ngakan, pertumbuhan industri manufakturnya juga ikut menurun. Meski begitu, PMI Vietnam tetap masih di atas 50.

"Penurunan kita terjadi karena masih menghadapi perang dagang Cina dan USA. Bukannya kita mencari alasan tapi itu kenyataan. Aliran barang ekspor-impor turun. Demikian juga negara lain," ucap Ngakan.

Meski begitu, Ngakan optimistis PMI Indonesia bisa berada di atas 50 seiring dengan program pemerintah dalam mengejar industri 4.0. Tak ketinggalan, Kemenperin juga akan membenahi SDM Indonesia.

"Nanti bisa naik ke atas 50 lagi dengan 4.0. Kalau bisa nanti pasti ekspansi jadi di atas 50," ucap Ngakan.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Ringkang Gumiwang