Menuju konten utama

Industri Asuransi Terpukul Corona, Premi Asuransi Jiwa Minus 13,8%

Premi asuransi hanya tumbuh 3,65% per Maret 2020, turun jauh dibandingkan per Desember 2020 yang masih tumbuh 15,65%.

Industri Asuransi Terpukul Corona, Premi Asuransi Jiwa Minus 13,8%
Direktur Inovasi Keuangan Digital Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tris Yulianta (kiri) menyampaikan paparan dalam sosialisasi layanan sistem elektronik pencatatan inovasi keuangan digital di ruangan OJK 'Innovation Center for Digital Financial Technology' (Infinity), Jakarta, Selasa (29/10/2019). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.

tirto.id - Pandemi Corona atau COVID-19 telah memberi pukulan bagi industri asuransi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat premi asuransi per Maret 2020 tumbuh melambat di sektor asuransi umum dan mengalami kontraksi lebih dalam di sektor asuransi jiwa.

“Premi asuransi jiwa turun signifikan. (Pertumbuhan per Maret 2020) Terkoreksi menjadi minus 13,8 persen. Desember 2019 hanya minus 0,38 persen,” ucap Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) secara virtual, Senin (11/5/2020).

OJK juga mencatat premi asuransi tumbuh rendah di kisaran 3,65 persen per Maret 2020. Nilai ini melambat jauh dari posisi Desember 2020 yang masih tumbuh di kisaran 15,65 persen.

“Ini terkoreksi betul industri asuransi,” ucap Wimboh.

Selain premi, tanda pukulan Corona juga terlihat dari rasio modal atau risk based capital (RBC). RBC merupakan tolak ukur yang dapat memberitahu tingkat keamanan finansial atau kesehatan perusahaan asuransi. RBC dikatakan sehat bila nilainya semakin besar.

Adapun per Maret 2020, OJK mencatat RBC asuransi menurun pada Maret 2020. Untuk asuransi jiwa, RBC-nya per Maret 2020 tercatat 642,7 persen turun dari akhir tahun 2019 yang masih di angka 789 persen.

Industri asuransi umum juga ikut terdampak. RBC-nya tercatat berada di level 297,3 persen turun dari posisi Desember 2019 yang masih berada di kisaran 345 persen.

“Asuransi jiwa dan umum masih terjaga di threshold, namun menurun,” ucap Wimboh.

Baca juga artikel terkait ASURANSI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti