Menuju konten utama

Indonesia Sampaikan Duka Cita atas Wafatnya Raja Thailand

Pemerintah Indonesia secara resmi menyampaikan rasa duka citanya kepada Thailand atas wafatnya Raja Bhumibol Adul

Indonesia Sampaikan Duka Cita atas Wafatnya Raja Thailand
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Mensesneg Pratikno (kiri) dan Kepala Sekretariat Presiden Darmansjah Djumala (kanan) menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Raja Thailand Bhumibol Adulyadej di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (13/10). Ra ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.

tirto.id - Pemerintah Indonesia turut mengungkapkan rasa duka cita atas wafatnya Raja Bhumibol Adulyadej, Kamis, (14/10/2016), di Bangkok.

Indonesia juga sangat mengapresiasi peranan Raja Bhumibol yang mampu mempersatukan negaranya di tengah-tengah gejolak politik sekaligus membawa kesejahteraan dan semangat pembaruan bagi Thailand.

"Indonesia menyampaikan duka cita yang mendalam atas berpulangnya Yang Mulia Raja Thailand Raja Bhumibol Adulyadej," kata pernyataan pers dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Jumat, (15/10/2016).

Indonesia mendoakan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang memberikan kedamaian kepada Raja Bhumibol Adulyadejserta memberikan ketabahan dan kekuatan kepada seluruh keluarga kerajaan dalam menghadapi duka ini, kata pernyataan pers tersebut.

Pemerintah Indonesia menyampaikan ASEAN dan dunia akan merasa kehilangan dengan berpulangnya Raja Bhumibol Adulyadej yang sangat dihormati dan dicintai rakyatnya.

"Thailand merupakan Saudara Indonesia di ASEAN," ujar pihak Kementerian Luar Negeri RI.

Raja Bhumibol Adulyadej sebagai penguasa terlama kerajaan di dunia, yang meninggal dengan tenang, Kamis, memiliki reputasi memulihkan pengaruh keluarga kerajaan Thailand selama 70 tahun bertahta dan mengabdi kepada rakyat.

Bagi sebagian besar dari 68 juta rakyat negara itu, Raja -- yang menjadi pilar stabilitas perubahan dalam waktu cepat -- menggalakkan industrialisasi selama memerintah, namun juga menyaksikan demokrasi parlementer diselingi 10 kudeta militer, yang paling baru pada Mei 2014.

Raja Bhumibol, yang naik tahta pada 9 Juni 1946, dipandang sebagai kekuatan pemersatu dan sejak lama memperhatikan ketegangan politik, yang memecah-belah Thailand pada dasawarsa lalu, memburuk setelah kematiannya.

Sebagian besar warga di Ibukota Bangkok atau pun kota-kota lainnya mengenakan pakaian hitam, tapi toko-toko tetap buka seperti biasa. Kabinet pun kemudian menyatakan hari kematian tersebut sebagai hari libur untuk berkabung, tapi pasar bursa Thailand dan institusi keuangan lainnya tetap beraktivitas.

Sementara itu, ribuan warga Thailand yang tengah berduka memberikan penghormatan terakhir bagi Raja di Istana Agung, menjelang upacara pemakaman kerajaan yang akan memakan waktu berbulan-bulan.

Baca juga artikel terkait RAJA THAILAND

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra