Menuju konten utama

Indonesia Ingin Lanjutkan Kerja Sama Teknologi dengan Korsel

Indonesia berencana untuk memperpanjang kerja sama teknologi dengan Korea Selatan yang akan berakhir pada 2018.

Indonesia Ingin Lanjutkan Kerja Sama Teknologi dengan Korsel
Ilustrasi. Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kedua kanan) menerima surat dari Presiden Korea Selatan Moon Jae-in melalui Walikota Seoul Park Won Soon (kedua kiri) di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/5). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

tirto.id - Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian, Harjanto mengungkapkan akan melanjutkan kerja sama antara Indonesia dengan industri elektronika Korea Selatan AITEC Co.Ltd dalam bidang pengembangan teknologi.

“Kita dengan AITEC kan kerja samanya sudah berlangsung dari 2006 dan akan berakhir 2018. Kami ingin memperpanjang kerja sama pengembangan teknologi ini, karena masih dibutuhkan,” kata Harjanto di Jakarta, Rabu (4/10/2017) sebagaimana dilansir dari Antara.

Hal tersebut disampaikan Harjanto seusai melakukan kunjungan kerja ke Korea Selatan pada 25-29 September lalu.

Menurutnya, perpanjangan kerja sama tersebut telah sesuai dengan pengembangan usaha rintisan atau start up di Indonesia yang memiliki kandungan teknologi tinggi.

Dengan inovasi dan teknologi tinggi, start up di Indonesia memerlukan infrastruktur teknologi penunjang, yang kerap masih terbatas di Indonesia, sementara di Korea telah memilikinya.

“Maka kami juga mencari peluang dalam rangka membangun networking teknologinya. Dengan mengintegrasikan networking infrastruktur teknologi yang ada, kalau ada masalah industri teknologi tinggi, yang tidak bisa kita selesaikan di sini, maka bisa diselesaikan di Korea,” tambahnya.

Tidak hanya itu, Indonesia juga menyasar peluang kerja sama di bidang energi terbarukan dan kendaraan listrik, di mana Korea Selatan menargetkan Pulau Jeju menjadi wilayah tanpa emisi pertama pada 2030 dengan menggunakan kendaraan listrik dalam transportasinya.

“Kita siapkan Memorandum of Understanding (MoU). Kami juga melihat industri moulds and die yang menjadi mother of industry. Kita perlu itu untuk menciptakan produk baru. Saya coba jajaki dan ada agreement,” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait KERJA SAMA BILATERAL atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Politik
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra