Menuju konten utama

India Alami Lonjakan Kasus, Kemendag: Ekspor CPO Tetap Lancar

Kemendag mengaku sudah memperketat pengawasan untuk melakukan karantina pada ABK kapal yang mengangkut barang di pelabuhan pengapalan CPO Dumai, Riau.

India Alami Lonjakan Kasus, Kemendag: Ekspor CPO Tetap Lancar
Kapal kargo memuat bungkil inti sawit (palm kernel) di Dermaga C Pelabuhan PT Pelindo I Dumai di Dumai, Riau, Selasa (10/3/2020). ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/wsj.

tirto.id - Di tengah lonjakan kasus COVID-19 di India, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan India tetap berjalan. Dengan demikian, ekspor untuk tujuan India tetap berjalan seperti biasa.

“Secara umum tidak ada kendala dalam kegiatan fasilitasi ekspor impor antara Indonesia dan India. Protokol kesehatan diterapkan untuk mencegah warga negara asing masuk, termasuk India. Namun hal ini tidak mengganggu kelancaran bongkar muat barang,” jelas dia dalam keterangan resmi, Kamis (29/4/2021).

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Didi Sumedi mengungkapkan, pihaknya sudah memperketat pengawasan untuk melakukan karantina pada ABK kapal yang mengangkut barang di pelabuhan bongkar muat Dumai, Provinsi Riau yang melayani jasa pelayanan laut, curah cair, dan peti kemas.

Karena Pelabuhan Dumai merupakan salah satu pelabuhan dengan terminal curah cair terbesar di Indonesia. Di tengah pandemi COVID-19 Dumai tetap menjadi pelabuhan umum yang tertinggi dalam pengapalan CPO dan turunannya di Indonesia, proses penyaluran pun dilakukan oleh sedikit orang karena penyaluran CPO dilakukan dengan pipa.

"Kebanyakan ekspor RI ke India saat ini lebih banyak terkait produk cair yang perpindahannya lebih banyak melalui saluran pipa, jadi sangat minimal keterlibatan orang,” terang Didi.

Ia mengatakan, pada 2020—2021, kapal yang membawa barang ekspor Indonesia ke India didominasi oleh kapal berjenis tangker untuk barang curah cair seperti minyak kelapa sawit dan tongkang untuk barang curah padat seperti batubara.

Untuk barang berjenis tersebut pada umumnya bongkar muat tidak memerlukan banyak kontak fisik dengan awak kapal. Atase Perdagangan Indonesia untuk New Delhi India Bona Kusuma menambahkan, Pemerintah India tetap mempertahankan pelayanan publik, salah satunya pelayanan kegiatan ekspor dan impor, meskipun pelayanan tersebut tidak berjalan secara penuh.

“Selain itu, India juga menerapkan jam malam sehingga kapasitas bongkar muat kapal mengalami penyesuaian,” kata Didi.

Pada 2020, total perdagangan Indonesia dan India mencapai $ 14,18 miliar dengan nilai ekspor Indonesia sebesar $10,41 miliar sedangkan nilai impor sebesar $3,76 miliar. Dengan demikian, pada periode tersebut Indonesia mengalami surplus perdagangan sebesar $ 6,65 miliar.

Produk ekspor utama Indonesia ke India adalah batubara, minyak kelapa sawit, tembaga, karet, dan pupuk kimia. Sementara impor utama Indonesia dari India adalah daging kerbau beku, kacang, hidrokarbon siklik, produk baja, dan gula.

Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan India, lebih dari 310.000 kasus infeksi baru terjadi pada Kamis, 22 April 2021. Angka penularan itu mencetak rekor sebagai angka penularan terparah di India.

Sebelumnya rekor ini pernah terjadi di Amerika Serikat dengan angka penularan 300.669 kasus yang terjadi pada 8 Januari 2021. Saking parahnya, hampir semua rumah sakit yang ada di India kekurangan pasokan oksigen dan mobil ambulans berbaris di luar rumah sakit karena tidak ada ventilator untuk pasien baru.

Angka kematian akibat COVID-19 juga meningkat drastis. Kamis lalu, pemerintah India mencatat 2.104 kematian, dan rata-rata lebih dari 1.600 orang telah meninggal setiap hari selama seminggu terakhir.

Baca juga artikel terkait EKSPOR IMPOR atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Restu Diantina Putri