Menuju konten utama

Indef Pertanyakan Langkah Pemerintah Subsidi Pertamax

Ekonom Indef mempertanyakan rencana menteri ESDM Ignasius Jonan untuk menyubsidi BBM oktan tinggi, Pertamax per tahun 2020.

Indef Pertanyakan Langkah Pemerintah Subsidi Pertamax
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax ke kendaraan konsumen di SPBU Abdul Muis, Jakarta, beberapa waktu lalu. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

tirto.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan berencana untuk menyubsidi BBM oktan tinggi, Pertamax per tahun 2020.

Menurut Jonan, jenis BBM ini memiliki kadar oktan 92 atau lebih tinggi dari jenis sejawatnya lantaran hasil pembakaran yang lebih efisien sehingga lebih ramah lingkungan.

Jonan pun beralasan subsidi ini untuk mendorong masyarakat beralih ke BBM yang lebih ramah lingkungan.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya pun mempertanyakan fisibilitas rencana itu. Pasalnya, pemberian subsidi pada bahan bakar tentu akan membutuhkan alokasi anggaran di tahun 2020.

Belum lagi anggaran berpotensi akan terbebani bergantung besar dan lama waktu subsidi itu diberlakukan.

“Sebagai transisi sementara bisa saja karena mulai 2021 seharusnya fokus ke transportasi publik. Tapi 1-2 tahun kasi subsidi baik juga, tapi duitnya ada gak?” ucap Berly saat dihubungi reporter Tirto pada Rabu (20/3/2019) malam.

Berly menuturkan, bila pemerintah memiliki proyeksi lebih panjang, maka rencana subsidi ini bisa jadi kurang tepat. Sebab mulai tahun ini saja, pemerintah sedang merampungkan landasan hukum untuk insentif penggunaan mobil listrik seperti keringanan PPN.

“Memang ada perbaikan kualitas bahan bakar dari premium ke pertamax. Tapi mendingan fokus ke mobil listrik. Ini lebih besar dampaknya (lingkungan),” ucap Berly.

Di sisi lain, Berly juga mengingatkan bahwa subsidi BBM saat ini lebih akan menguntungkan kelas menengah dan ke atas. Belum lagi, yang disasar adalah Pertamax selaku jenis BBM yang belum pernah terjamah subsidi.

Karena itu, ia menyarankan agar keringanan bagi kendaraan pribadi lebih baik dibatasi hanya pada kendaraan listrik. Namun, bagi masyarakat luas arah subsidi diarahkan pada transportasi publik.

Hal ini, menurutnya, lebih menjawab persoalan lingkungan. Sebab dengan karakteristik transportasi massal, angkutan umum memang lebih ramah lingkungan.

“Subsidi BBM secara prinsip lebih menguntungkan menengah ke atas. Saya tidak menolak tapi mempertanyakan aja. Lebih baik juga perbaiki transportasi publik,” ujaar Berly.

Sebelumnya, Menteri ESDM, Ignasius Jonan melontarkan rencana ini di dalam rapat bersama Komisi VII DPR Selasa (19/3/2019) lalu. Hal itu menyusul adanya usulan dari anggota Komisi VII untuk memberi subsidi pada Pertamax.

“Ada wacana subsidi mau dibalik, jadi premium tidak dapat subsidi tapi Pertamax yang diberikan subsidi,” ucap Jonan di Gedung Nusantara I DPR seperti dikutip Antara.

Baca juga artikel terkait SUBSIDI PERTAMAX atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno