Menuju konten utama

INDEF Ingatkan Janji Pertumbuhan Ekonomi Sandiaga Tak Sekadar Teori

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menilai, banyak hal yang perlu dilakukan untuk mencapai angka pertumbuhan ekonomi Indonesia 6-6,5 persen.

INDEF Ingatkan Janji Pertumbuhan Ekonomi Sandiaga Tak Sekadar Teori
Direktur Eksekutif INDEF Enny Sri Hartati. [ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma]

tirto.id - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno menjanjikan bila terpilih nanti, ia akan menyediakan solusi agar pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat lebih baik lagi.

Perkiraannya mencapai 6-6,5 persen atau lebih tinggi dari capaian terkini 5,17 persen.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menilai, banyak hal yang perlu dilakukan untuk mencapai angka pertumbuhan itu.

Secara teoritis, Enny yakin bila angka itu dapat dicapai, tetapi ia mengingatkan masalah implementasi kebijakan yang seringkali tak diperhatikan.

"Teorinya mudah disampaikan tapi yang sulit ini implementasinya. Mengurangi ketergantungan terhadap impor jadi harus efisien dan berdaya saing. Meningkatkan kualitas SDM dan produktivitas," ucap Enny saat dihubungi reporter Tirto pada Rabu (10/4/2019).

"Kami pernah simulasi 2014 bagiamana formulasi mencapai pertumbuhan ekonomi 6-7 persen. Hampir semuanya hanya komitmen tapi realisasi gak terjadi," tambah Enny.

Enny mengatakan, potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia memang berada di atas angka 5 persen.

Sejumlah capaian yang saat ini telah terjadi menurutnya memosisikan seolah pertumbuhan terjadi tanpa peran pemerintah lantaran angka 5 persen dapat terjadi secara natural seiring dengan pertumbuhan penduduk.

Namun menurutnya, siapapun yang terpilih nanti harus terlebih dahulu membenahi masalah industrialisasi. Menurutnya ketergantungan Indonesia pada sektor hulu sudah harus digeser sepenuhnya ke hilir.

Seperti mengolah hasil komoditas tambang dengan pembangunan smelter, industri baja, hingga pembenahan industri perkebunan bagi komoditas kelapa sawit.

Ia menuturkan, pembenahan di sektor hilir ini dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor. Baik itu produk jadi maupun bahan baku. Di saat yang sama meningkatkan kapasitas sektor padat karya yang dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja.

"Kalau kita bisa fokus ke industri itu mencapai pertumbuhan ekonomi 6 persen bukan sesuatu hal yang sulit," ucap Enny.

Selain itu, Enny juga mengingatkan pentingnya instrumen fiskal dan moneter untuk menopang pembenahan industri ini. Terutama memberi kemudahan investasi pada industri yang dapat didorong agar lebih banyak lagi yang didirikan.

"Memang bukan hal mudah tapi secara teoritis pertumbuhan di atas 6 persen itu bukan sesuatu yang mustahil potensi besar," tukas Eni.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno