Menuju konten utama

Impor Minyak Januari 2019 Turun, Darmin Klaim Efek B20 Mulai Terasa

Darmin Nasution mengklaim langkah pemerintah memperluas mandatory B20 mulai terasa dampaknya pada Januari 2019. 

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi XVI di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (16/11/2018). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww.

tirto.id - Impor minyak mulai menunjukkan penurunan pada bulan Januari 2019. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengklaim hal itu merupakan dampak perluasan mandatori Biodiesel 20 persen (B20) yang diterapkan sejak September tahun lalu.

"Berapanya [penurunan] nanti dihitung, tapi pokoknya turun. Artinya kebijakan B20 ada pengaruhnya terhadap neraca perdagangan migas," kata Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Jumat (15/2/2019).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan baik impor minyak mentah dan maupun hasil minyak mengalami penurunan pada Januari 2019. Impor Minyak mentah pada awal 2019 turun 3,5 persen dibanding Desember 2018. Sementara penurunan impor hasil minyak pada Januari 2019 mencapai 20,99 persen dibanding akhir tahun lalu.

Jika dibandingkan dengan periode Januari 2018, impor minyak mentah turun 20,54 persen, sementara impor hasil minyak merosot 26,52 persen.

Meskipun demikian, neraca dagang Indonesia pada bulan Januari 2019 masih mengalami defisit cukup dalam, yakni 1,16 miliar dolar AS. Angka ini lebih tinggi ketimbang periode Januari tahun lalu, yakni defisit sebesar 760 juta dolar AS.

Menurut Darmin, penyebab utama defisit neraca perdagangan RI pada Januari 2019 adalah penurunan ekspor RI ke negara-negara mitra dagang utama seperti Cina, Amerika Serikat, India dan Jepang.

Negara-negara itu, menurut Darmin, mengurangi konsumsi lantaran dampak perang dagang. Sebagai contoh, India yang merupakan salah satu importir sawit utama Indonesia mulai melakukan kebijakan restriktif kepada ekspor dari negara-negara Asia Tenggara

"Cina, termasuk AS, pertumbuhan ekonomi dan perdagangannya turun, jadi kita terpengaruh langsung dengan perang dagang itu. Sementara untuk cari alternatifnya perlu waktu," ujar Darmin.

Baca juga artikel terkait IMPOR MINYAK atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom
-->