Menuju konten utama

Imlek dan Sejarah Panjang Perantau Cina di Amerika Serikat

Kedatangan pertama perantau Cina di Amerika Serikat terjadi ketika demam emas di California.

Imlek dan Sejarah Panjang Perantau Cina di Amerika Serikat
Penjual kartu ucapan tahun baru Cina atau Imlek tertidur saat menjaga lapak belanjaannya di Asian Garden Mall di Westminster, California, pada hari Minggu 27 Januari 2019. Komunitas Asia di California sedang mempersiapkan Tahun Baru Imlek. 4 Februari 2019 merayakan tahun Babi. AP Photo/ Richard Vogel

tirto.id - Perayaan Imlek atau tahun baru Cina jadi hari penting yang dirayakan oleh sebagian besar diaspora etnis Cina sedunia, termasuk warga keturunan Cina di Amerika Serikat.

Lazimnya perayaan Imlek di banyak tempat, berbagai festival khas bernuansa Cina disuguhkan, seperti tari naga (Liang Liong), pertunjukan musik tradisional, kuliner khas Cina, berbagi angpao dan lainnya.

Di San Francisco, California misalnya, tiap tahun diselenggarakan Parade Tahun Baru Cina di jalanan Pecinan setempat. NBC News menyebut, acara rutin tahunan itu sudah berumur lebih dari satu abad dan selalu menyedot perhatian orang untuk berlama-lama menonton.

Tahun 2018, kemeriahan parade Imlek di San Fransisco menyuguhkan kendaraan hias, pertunjukan musik tradisional, tari naga sepanjang 87 meter kaki yang dimainkan oleh 41 orang dengan diiringi dentuman simbal dan drum serta tidak lupa ledakan petasan di mana-mana.

Selain itu, bertepatan dengan Imlek, selalu ada ajang Miss Chinatown USA yang diselenggarakan di San Francisco sejak 1953. Ajang tersebut diikuti oleh perwakilan komunitas Cina di berbagai negara bagian di AS. Pemenangnya akan jadi perwakilan komunitas Cina Amerika dan duta besar yang mempromosikan budaya dan warisan Cina.

Tidak hanya San Fransisco, Imlek juga dirayakan di banyak kota, seperti Seattle, Los Angeles, New Orleans, Philadelphia, New York City, Chicago, San Jose California, Las Vegas, Washington DC, Boston, Raleigh North Carolina, juga Houston.

Perayaan Imlek kadang juga dihadiri oleh kepala daerah setempat. Seperti yang dirayakan di Houston pada Sabtu (2/2). Dikutip dari Xin Hua, Walikota Houston Sylvester Turner dalam pidatonya mengakui kontribusi orang Cina dan Asia di lembaga keuangan, sistem pendidikan dan pengembangan layanan kesehatan.

Kedatangan Migran Cina di AS

Sejak 1850-an, San Francisco jadi kota Pecinan terbesar dan tertua di AS. Besarnya komunitas Cina di California tidak dapat dilepaskan dari sejarah awal masuknya migran Cina.

Dikutip dari Oakton Community College, kedatangan imigran Cina ke Amerika Serikat dapat dibagi menjadi tiga periode, tahun 1849 – 1882, 1882 – 1965, dan 1965 sampai sekarang. Periode pertama datang tak lama setelah fenomena California Gold Rush (Demam Emas California) yang dimulai ketika James Wilson Marshall, seorang tukang kayu dan operator penggerajian menemukan emas di pegunungan California saat membangun tempat penggerajian.

Sejak itu, ratusan ribu orang menyerbu California. Tidak terkecuali orang Cina. Ribuan orang Cina yang sebagian besar petani laki-laki meninggalkan kampung halamannya dan berangkat menjadi buruh di Amerika bagian Barat. Mereka direkrut untuk bekerja di ekstraksi metal dan mineral, membangun jaringan jalan, membikin sistem irigasi, jadi buruh tani agrikultur, mengembangkan industri perikanan hingga mengoperasikan manufaktur industri.

Gelombang kedatangan orang Cina periode pertama berakhir saat diterapkannya Chinese Exclusion Act 1882. Isinya, menangguhkan imigran dan melarang pekerja Cina memasuki Amerika Serikat. Amandemen hukum berikutnya yaitu mencegah buruh Cina yang telah meninggalkan Amerika Serikat untuk kembali. Sampai sini, populasi orang Cina di Amerika Serikat sekitar 110.000 orang.

Sentimen dan diskriminasi terhadap orang Cina tumbuh. Kedatangan migran Cina tidak begitu disambut baik oleh penduduk kulit putih. Salah satunya saat pemerintah memanfaatkan gempa bumi San Fransisco 1906 untuk membersihkan orang Cina dari kota tersebut, menurut National Park Service.

Sebelum Chinese Exclusion Act, pola pemukiman Cina mengikuti pola pusat perputaran ekonomi AS. Karena konstruksi pertambangan dan kereta api mendominasi ekonomi di bagian barat, kebanyakan imigran Cina menetap di California dan negara bagian barat Pegunungan Rocky.

Saat sentimen anti-Cina menguat dan industri tambang emas lesu, orang-orang Cina beralih ke bisnis ekspor impor kecil dan industri manufaktur jasa di kota-kota seperti San Francisco, New York, Boston, Philadelphia, Chicago, Los Angeles, dan Seattle. Pada awal abad ke-20 sekitar lebih dari 80 persen populasi Cina di AS berada di Pecinan kota-kota besar.

Di periode kedua (1882-1965), ada pergeseran latar belakang profesi atau keahlian pendatang Cina ke AS dari yang sebelumnya buruh kasar. Mereka yang datang para diplomat, pedagang, pelajar. Sepanjang periode kedua, orang-orang Cina-Amerika berkeliaran terbatas pada kampung-kampung khusus atau yang familiar disebut Pecinan (Chinatown).

Infografik Imlek Di Amerika Serikat

Infografik Imlek Di Amerika Serikat

Pergerakan Hak-Hak Sipil pada 1960-an, khususnya sejak diberlakukannya Undang-Undang Hak Sipil tahun 1964 dan Undang-Undang Keimigrasian dan Kebangsaan tahun 1965 membawa babak baru dalam dunia migrasi Cina-Amerika. Ribuan orang Cina datang kembali ke AS tiap tahunnya untuk bertemu dengan keluarga mereka yang terpisah karena Chinese Exclusion Act.

Ada dua jenis imigran Cina yang memasuki AS sejak 1970-an. Pertama, hanya orang-orang Cina tertentu dan yang berpendidikan tinggi. Kedua, terdiri dari ribuan imigran Cina yang datang ke AS dalam rangka menghindari ketidakstabilan politik atau penindasan di Asia Timur dan Tenggara. Yang lain, dari etnis Cina di Vietnam dan Kamboja.

Menurut data United Census Buerau tahun 2015, jumlah warga keturunan Cina di AS mencapai lebih dari 4,7 juta jiwa. Jumlah tersebut menjadikan komunitas Cina-Amerika sebagai komunitas perantau Cina terbesar di luar Asia. Jika diurut secara global, jumlah komunitas Cina di Amerika Serikat berada di urutan ketiga setelah warga keturunan Cina di Thailand (sekitar tujuh juta) dan Malaysia (6,642.00 jiwa).

Sayang, meski sejarah imigrasi warga Cina-Amerika sudah berumur panjang dan sudah terjadi akulturasi alamiah, sentimen terhadap warga keturunan Cina di AS tidak sepenuhnya hilang. Hasil survey dari lembaga Commite of 100 pada 2012 yang dikutip VOA America menyebut, 25 persen responden yakin bahwa orang Cina-Amerika lebih mendukung pemerintahan Republik Rakyat Cina (RRC) dibanding pemerintahan AS.

Baca juga artikel terkait HARI RAYA IMLEK atau tulisan lainnya dari Tony Firman

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Tony Firman
Editor: Nuran Wibisono