Menuju konten utama

Imlek 2022: Sejarah dan Arti Tarian Barongsai pada Tahun Baru China

Imlek 2022 dirayakan tanggal 1 Februari besok. Berikut adalah sejarah tarian barongsai yang kerap hadir di perayaan Imlek.

Imlek 2022: Sejarah dan Arti Tarian Barongsai pada Tahun Baru China
Atraksi barongsai menghibur siswa pada peringatan Tahun Baru Imlek di SD Warga, Solo, Jawa Tengah, Selasa (21/1/2020). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/foc.

tirto.id - Hari Raya Imlek 2022 atau tahun baru China tahun ini jatuh pada tanggal 1 Februari 2022. Setiap Imlek, orang Tionghoa punya cara sendiri untuk merayakannya. Tradisi dibuat sebagai ungkapan rasa syukur dan harapan akan rejeki pada tahun depan yang akan dilewati.

Salah satu tradisi Imlek adalah tarian barongsai. Tarian Barongsai atau lion dance merupakan tarian tradisional masyarakat Tiongkok dengan menggunakan kostum berupa sarung yang berbentuk menyerupai singa. Tarian ini diiringi dengan alat musik seperti drum, simbal, dan gong. Kesenian Barongsai mulai populer di zaman Dinasti Nan Bei, sekitar tahun 420-589 masehi.

Dikutip dari laman Indonesia Kaya, kesenian yang biasa disebut dengan tarian singa ini memiliki dua jenis yakni tarian singa utara dan tarian singa selatan.

Tarian singa utara memiliki surai ikal dan memiliki kaki empat. Sedangkan tarian singa selatan yang lincah memiliki sisik dengan jumlah kaki yang bervariasi antara dua/empat kaki dan dilengkapi dengan tanduk.

Hewan singa bagi masyarakat Tionghoa melambangkan kekuatan, kebijaksanaan, dan keunggulan. Selain itu, singa juga dipercaya dapat mendatangkan kemakmuran, kedamaian, keberuntungan dan mampu menjadi tolak bala dengan mengusir roh-roh jahat.

Sejarah Tarian Barongsai, Apa Hubungannya dengan Imlek?

Hewan singa bukan berasal dari Cina. Sebelum Dinasti Han (202 SM - 220 M), hanya terdapat beberapa singa yang sampai di Daratan Tengah dari wilayah barat Cina kuno (sekarang Xinjiang), karena perdagangan Jalur Sutra.

Menurut legenda seperti yang dikutip dari laman Gund Kwok, suatu hari muncul makhluk aneh yang memangsa manusia dan binatang. Makhluk yang bernama Nian tersebut dapat memangsa dengan cepat dan ganas.

Karena keputusasaan orang-orang pada saat itu, mereka meminta bantuan kepada singa. Kemudian, singa bergegas menemui Nian dan berhasil melukai makhluk tersebur hingga melarikan diri.

Ketika Nian melarikan diri, ia berkata “Awas! Saya akan kembali dan membalas dendam.” Setahun kemudian, Nian kembali menyerang manusia dan hewan.

Saat itu singa tenga sibuk menjaga gerbang kaisar sehingga tidak dapat membantu penduduk untuk melawan Nian. Oleh sebab itu, para penduduk bergegas mencari bambu dan kain, lalu melukis kain tersebut dengan gambar singa.

Dua pria merangkak masuk ke dalam kain, dan berlompat-lompat seolah-olah mereka adalah seekor singa. Hal tersebut berhasil membuat Nian ketakutan lari berjingkrak dan mengaum.

Dengan adanya legenda tersebut tarian Barongsai selalu ditampilkan pada malam Tahun Baru Imlek bertujuan untuk mengusir ancaman makhluk Nian.

Arti Kostum Singa pada Tarian Barongsai

Kostum Barongsai umumnya berwarna kuning, hitam, hijau, merah, dan putih. Masing-masing warna terseut memiliki makna tersendiri. Warna kuning melambangkan bumi (pusat), hitam melambangkan air (utara), hijau melambangkan kayu (timur), merah melambangkan api (selatan), dan putih melambangkan logam (barat).

Pada bagian kepala barongsai terdapat tanduk yang menyimbolkan hidup dan regenerasi, serta mewakili unsur perempuan. Telinga dan ekor berbentuk makhluk mistis menyimbolkan kebijaksanaan dan keberuntungan. Kemudian, tulang belakang (ular) melambangkan pesona dan kekayaan.

Dahi dan jenggot pada wajah barongsai berasal dari naga yang melambangkan kekuatan, kepemimpinan, dan mewakili unsur laki-laki. Pada bagian punuk belakang kepala menggambarkan kura-kura yang menyimbolkan umur panjang.

Baca juga artikel terkait IMLEK 2022 atau tulisan lainnya dari Yunita Dewi

tirto.id - Sosial budaya
Fotografer: Yulaika Ramadhani
Kontributor: Yunita Dewi
Penulis: Yunita Dewi