Menuju konten utama

Imbauan MRT Soal Make Up Dinilai Langgengkan Victim Blaming

Neqy menilai penggunaan make up sama sekali tidak ada hubungannya dengan pelecehan seksual.

Imbauan MRT Soal Make Up Dinilai Langgengkan Victim Blaming
Petugas KRL dengan pakaian kebaya memberikan himbauan tertulis kepada para pengguna KRL untuk ikut serta mencegah pelecehan seksual di dalam KRL, Jakarta , Jumat (20/4/2018). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Rika Rosvianti atau yang akrab disapa Neqy dari PerEMPUan, lembaga yang berfokus pada pelecehan perempuan di transportasi umum menilai imbauan Mass Rapid Transportation (MRT) Jakarta terkait penggunaan make up secara berlebihan dinilai justru melanggengkan victim blaming.

"Adanya anjuran begitu malah cenderung berpeluang jadi penegasan untuk victim blaming," kata Neqy kepada reporter Tirto saat dihubungi pada Jumat (15/3/2019).

Neqy menilai penggunaan make up sama sekali tidak ada hubungannya dengan pelecehan seksual.

"Serupa dengan menyalahkan baju, kemungkinan anjuran ini bernada menyalahkan perempuan bila mengalami pelecehan, karena menggunakan make up," jelas Neqy.

Neqy mengatakan jika pihak MRT Jakarta memang bertujuam untuk menekan angka pelecehan di transportasi publik, imbauannya justru ditujukan kepada penumpang yang berpeluang menjadi calon pelaku atau pelaku.

"Karena pelecehan itu sepenuhnya tanggung jawab pelaku. Kita perlu memasukkan pesan dalam imbauan untuk tidak melecehkan," tegas Neqy.

Neqy menjelaskan salah satu upaya yang bisa dilakukan bukan hanya melalui pendekatan pihak yang berpotensial untuk menjadi korban, tetapi juga pelaku.

"Karenanya jadi penting untuk mengimbau penumpang untuk menghargai privasi orang lain dengan tidak menyentuh bagian tubuh orang lain dengan memanfaatkan situasi, misalnya," jelasnya.

Mass Rapid Transportation (MRT) Jakarta melakukan imbauan terkait sejumlah perilaku di transportasi publik, salah satunya terkait "tidak menggunakan make up secara berlebihan".

Corporate Secretary MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin menjelaskan, bagi MRT tujuan imbauan itu sederhana, yaitu agar para penumpang nyaman selama berada di dalam kereta.

Sebab, kata Kamaluddin, MRT adalah alat transportasi umum, yang bergerak-gerak dan bisa jadi penumpangnya di dalam kereta sedang padat, bisa tersenggol, atau tangan tergoyang saat kereta belok ketika penumpang beraktifitas make up berlebihan. Misalnya, selama 30 menit perjalanan terus menerus melakukan aktifitas make up di dalam kereta.

"Sekali lagi ini hanya imbauan, untuk kenyamanan penumpang yang bersangkutan itu sendiri," kata Kamaluddin, pada Selasa malam (19/3/2019).

-------------

Berita ini mengalami perbaikan per Selasa, 19 Maret 2019, pukul 23.35 dengan tambahan klarifikasi dari PT MRT terkait imbauan menggunakan make up di dalam kereta.

Baca juga artikel terkait MRT atau tulisan lainnya dari Fadiyah Alaidrus

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Fadiyah Alaidrus
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Nur Hidayah Perwitasari