Menuju konten utama

ILO: Jumlah Pengangguran Dunia Bertambah 3 Juta Tahun Ini

Jumlah pengangguran di dunia diperkirakan akan meningkat sebesar 3 juta menjadi 208 juta pada 2023, sementara inflasi akan menggerogoti upah riil.

ILO: Jumlah Pengangguran Dunia Bertambah 3 Juta Tahun Ini
Sejumlah warga antre untuk mengurus pembuatan Kartu Pencari Kerja (Kartu Kuning) di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Serang, Banten, Selasa (9/6/2020). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/foc.

tirto.id - Organisasi Perburuhan Internasional atau International Labour Organisation (ILO) merilis riset terbaru mengenai pertumbuhan lapangan kerja global yang diperkirakan akan melambat tajam menjadi 1,0 persen tahun ini dibandingkan dengan 2,0 persen pada 2022.

Kondisi ini terpukul oleh dampak ekonomi dari perang di Ukraina, inflasi tinggi dan kebijakan moneter yang lebih ketat.

Pada saat yang sama, jumlah pengangguran di dunia diperkirakan akan meningkat sebesar 3 juta menjadi 208 juta pada 2023, sementara inflasi akan menggerogoti upah riil.

Kelangkaan pekerjaan baru akan melanda negara-negara pada saat banyak negara masih belum pulih dari guncangan ekonomi akibat pandemi global dan virus corona menyerang Cina setelah Beijing mencabut pembatasan penguncian yang ketat.

“Perlambatan pertumbuhan lapangan kerja global berarti kami tidak memperkirakan kerugian yang terjadi selama krisis COVID-19 akan pulih sebelum 2025,” kata Richard Samans, Direktur Departemen Riset ILO dikutip Antara, Jakarta, Senin (16/1/2023).

Kemajuan dalam mengurangi jumlah pekerjaan informal di dunia juga kemungkinan akan berbalik arah di tahun-tahun mendatang. Perkiraan pekerjaan global lebih rendah dari perkiraan ILO sebelumnya yaitu pertumbuhan 1,5 persen untuk 2023.

“Perlambatan saat ini berarti banyak pekerja harus menerima pekerjaan dengan kualitas lebih rendah, seringkali dengan gaji yang sangat rendah, terkadang dengan jam kerja yang tidak mencukupi,” kata Richard.

"Selain itu, karena harga-harga naik lebih cepat daripada pendapatan nominal tenaga kerja, krisis biaya hidup berisiko mendorong lebih banyak orang ke dalam kemiskinan," sambungnya.

Baca juga artikel terkait PENGANGGURAN

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Anggun P Situmorang