Menuju konten utama

Ilmuwan Temukan Perangkat yang Bisa Kontrol Otak Lewat Smartphone

Para peneliti mengatakan, perangkat berbentuk implan tersebut bisa membantu mengungkap berbagai penyakit otak.

Ilmuwan Temukan Perangkat yang Bisa Kontrol Otak Lewat Smartphone
Ilustrasi Penelitian. FOTO/istockphoto

tirto.id - Para ilmuwan berhasil menemukan sebuah perangkat yang dapat mengontrol sirkuit saraf yang bisa dikendalikan dengan ponsel pintar atau smartphone. Perangkat ini berbentuk implan kecil yang dipasang di otak.

Dilansir dari Science Daily, perangkat ini ditemukan oleh tim peneliti dari Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST) serta University of Colorado Boulder.

Para peneliti percaya bahwa perangkat ini dapat membantu mengungkap penyakit otak seperti Parkinson, Alzheimer, kecanduan, depresi, dan rasa nyeri lebih cepat.

Perangkat ini, menggunakan kartrid obat yang dapat diganti dan dilengkapi sistem pencahayaan serta bluetooth yang hemat energi.

Tujuannya adalah agar perangkat dapat menargetkan neuron secara spesifik dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

Para peneliti pertama kali menanamkan katrid implan ini pada otak tikus. Katrid ini hanya setebal rambut manusia namun sudah terdiri dari saluran mikrofluida dan LED kecil yang ukurannya lebih kecil dari sebutir garam.

Katrid ini difungsikan untuk mengantarkan cahaya dan obat tanpa batasan dosis. Perangkat ini lalu dikendalikan melalui perangkan interface dalam smartphone.

Menurut Raza Qazi, seorang peneliti yang terlibat dalam penelitian ini, mengatakan teknologi ini dapat membantu metode konvensional saat ini.

Metode yang biasa digunakan oleh para ilmuwan syaraf menggunakan tabung logam kaku dan serat optik untuk mengantarkan obat dan pencahayaan ke saraf.

Metode ini dapat menyebabkan lesi pada jaringan otak lunak seiring waktu, sehingga membuatnya tidak cocok untuk implantasi jangka panjang.

Dengan perangkat saraf nirkabel ini, para peneliti dapat dengan mudah melakukan penelitian terhadap perilaku hewan secara otomatis.

"Ini memungkinkan kita untuk membedah lebih baik dasar sirkuit saraf perilaku, dan bagaimana neuromodulator spesifik di otak menyesuaikan perilaku dengan berbagai cara," kata Michael Bruchas, profesor dari sekolah kedokteran Universitas Washington.

Ia menambahkan, "Kami juga ingin menggunakan perangkat ini untuk studi farmakologis yang kompleks, yang dapat membantu kami mengembangkan terapi baru untuk rasa sakit, kecanduan, dan gangguan emosional."

Meskipun dikatakan sudah menjadi solusi atas permasalahan metode konvensional, perangkat ini masih terbatas dalam mengirim obat dalam jangka waktu yang lama. Selain itu perangkat ini membutuhkan pengaturan kontrol yang besar dan rumit.

Namun, penelitian tidak berhenti sampai di sini. Penemuan ini akan terus dikembangkan untuk meningkatkan teknologi di dunia kesehatan.

Baca juga artikel terkait PENELITIAN atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yandri Daniel Damaledo