Menuju konten utama

IHSG Melemah dalam Pembukaan Perdagangan Hari Ini, 29 Mei 2020

IHSG berpotensi melemah pada akhir pekan ini dipengaruhi pergerakan pasar global dan bursa regional Asia.

IHSG Melemah dalam Pembukaan Perdagangan Hari Ini, 29 Mei 2020
Ilustrasi IHSG. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.

tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 3,7 poin atau 0,08 persen menjadi diperdagangkan pada 4.712,48 pada pembukaan perdagangan hari ini, Jumat (29/5/2020). Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 juga bergerak turun 1,71 poin atau 0,24 pesen menjadi 707,65 poin.

Melemahnya IHSG disebabkan oleh tensi geopolitik antara Amerika Serikat dan Cina yang kian memanas terkait isu UU Keamanan baru untuk Hong Kong. Di sisi lain, Wall Street ditutup lebih rendah kemarin, Kamis (28/5/2020), karena para investor yang melakukan aksi ambil keuntungan.

Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah memperkirakan IHSG berpotensi melemah pada akhir pekan ini diakibatkan pasar global dan bursa regional Asia yang juga berpotensi terkoreksi seiring dengan penurunan bursa saham AS.

Alfiansyah juga mengatakan bahwa pasar akan mengantisipasi konferensi pers Presiden AS Donald Trump soal Cina terkait isu Hong Kong. National People’s Congress (NPC) Cina telah mengesahkan Undang Undang Keamanan baru untuk Hong Kong pada Kamis (28/5/2020), yang dapat meningkatkan kendali Beijing atas Hong Kong.

Hal tersebut juga berpotensi untuk memperpanas tensi hubungan antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat dan Cina.

Sementara itu, pemerintah yang sedang mengkaji tahapan kenormalan baru atau new normal semasa pandemi Corona COVID-19 menjadi sentimen bagi pergerakan IHSG pada hari ini. Rencananya, kebijakan new normal tersebut akan dimulai pada 1 Juni 2020 nanti.

Kebijakan new normal ini dilakukan dengan tujuan untuk menggerakkan roda perekonomian yang macet selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang membuat pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2020 menjadi anjlok.

New normal tersebut dimulai dengan membuka sektor usaha yang memiliki risiko kesehatan minim, namun memiliki manfaat ekonomi yang tinggi. UMKM atau pertokoan dinilai paling cocok untuk dibuka pada awal Juni.

Pemilihan sektor UMKM untuk dibuka kembali tersebut berdasarkan pada data yang menunjukkan bahwa UMKM telah berkontribusi terhadap 60 persen ekonomi nasional. Di sisi lain, UMKM juga menyerap 97 persen tenaga kerja sehingga mampu menaikkan roda ekonomi nasional.

Pada penutupan perdagangan kemarin, Kamis (28/5/2020), IHSG menguat 74,63 poin atau 1,61 persen menjadi 4.716,19 poin. Indeks LQ45 atau kelompok 45 saham unggulan juga melaju di zona hijau dengan kenaikan 15,51 poin atau 2,23 persen menjadi 709,36 poin.

Kenaikan tersebut disebabkan oleh pembukaan kembali ekonomi Amerika Serikat, sebagaimana dikatakan analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama. “Pasar juga merespons positif periode dividen dan market global pun merespons positif berbagai program stimulus,” lanjutnya.

Penutupan IHSG diiringi dengan aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah aksi bersih asing atau net foreign buy sebesar Rp436,77 miliar.

Perdagangan Saham di Luar Negeri

Pembukaan perdagangan saham di kawasan Asia pada pagi ini menurun. Beberapa di antaranya adalah indeks Nikkei di Bursa Efek Jepang (FTSE) melemah 153,84 poin atau 0,7 persen menjadi 21.836,16 poin.

Sementara itu, indeks Hang Seng terkoreksi 119,22 poin atau 0,52 persen menjadi diperdagangkan pada 23.013,54 poin, dan indeks Straits Times melemah 6,55 poin atau 0,26 persen ke 2.508,69 poin.

Pada penutupan perdagangan bursa saham AS Wall Street semalam (Jumat pagi), saham-saham ditutup menurun akibat aksi profit taking para investor. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 147,63 poin atau 0,58 persen menjadi 25.400,64 poin.

Indeks S&P 500 juga berkurang 6,4 poin atau 0,21 persen menjadi berakhir pada 3.029,73 poin, dan indeks komposit Nasdaq terkoreksi 43,37 poin atau 0,46 persen menjadi 9.366,99 poin.

Baca juga artikel terkait IHSG atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Ekonomi
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yantina Debora