Menuju konten utama

IESR: Pemerintah Perlu Prioritaskan Motor Listrik Ketimbang Mobil

Pertimbangan untuk memprioritaskan motor juga berkaitan dengan target pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan impor bahan bakar minyak (BBM).

IESR: Pemerintah Perlu Prioritaskan Motor Listrik Ketimbang Mobil
Sejumlah pengguna sepeda motor listrik mengikuti konvoi motor listrik saat melintasi kawasan Taman Suropati, Jakarta, Sabtu (28/10/2017). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

tirto.id - Direktur Eksekutif Institute for Essential Services and Reform (IESR), Fabby Tumiwa mengatakan prioritas pengembangan kendaraan listrik seharusnya diarahkan pada roda dua. Menurut Fabby, langkah ini lebih tepat ketimbang menggenjot produksi mobil karena jumlah motor di Indonesia jauh lebih banyak.

Disamping itu, ia menjelaskan langkah ini juga sudah dilakukan oleh negara Tiongkok. Pada saat akan mengembangkan kendaraan listrik, yang terlebih dahulu diberlakukan adalah kendaraan roda dua.

“Kita belajar dari Cina pertama kali rollout itu motor listrik. Populasi roda dua di kita kan gede,” ucap Fabby saat dihubungi reporter Tirto.id pada Kamis (18/7/2019).

Fabby menjelaskan pertimbangan untuk memprioritaskan motor juga berkaitan dengan target pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan impor bahan bakar minyak (BBM). Bila pemerintah dapat mengganti sejumlah besar motor konvensional ke berbahan bakar listrik, maka dampaknya dapat terasa dalam waktu relatif cepat.

Berbeda halnya dengan pengembangan mobil listrik yang saat ini menjadi fokus pemerintah terutama dalam kisruh pajak barang mewah atau PPnBM.

Menurut Fabby, mobil listrik belum dapat diandalkan untuk mencapai target emisi dan penurunan impor yang diinginkan Jokowi. Sebab menurut Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) saja per 2025 baru ada 2.200 unit mobil listrik.

“Kalau bisa motor listrik. Dengan harga yang relatif terjangkau saya kira bisa. Rollout motor lebih banyak. Bisa efektif mengurangi konsumsi BBM domestik 5 tahun ke depan. Jadi lebih efektif itu motor listrik,” ucap Fabby,

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan mengunggah pendapatnya tentang masih mahalnya harga mobil listrik. Ia mengatakan seharusnya pajak mobil listrik sebagai barang mewah segera direvisi sehingga harganya bisa lebih murah sampai dua kali lipat.

“Bila dikenakan bea masuk dan PPnBM, maka harga jual menjadi di atas Rp 400 juta. Saya juga bingung kita ini mau mendorong mobil listrik untuk udara lebih bersih atau tidak ya?” ucap Jonan dalam akun Instagram @ignasius.jonan dengan disertai tagar Kemenkeu dan Kemenperin RI.

Baca juga artikel terkait EMISI GAS RUMAH KACA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nur Hidayah Perwitasari