Menuju konten utama

IeSPA akan Sosialisasikan Perbedaan e-Sports dan Game ke Masyarakat

Masyarakat di Indonesia dinilai belum bisa membedakan eSports dengan bermain game.

IeSPA akan Sosialisasikan Perbedaan e-Sports dan Game ke Masyarakat
Grand Final Indonesian eSports Games (IEG) 2018-2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (27/1/2019). tirto.id/Andrey Gromico.

tirto.id - Ketua Umum Indonesia eSports Association (IeSPA) Eddy Lim menilai hingga saat ini pemahaman masyarakat terhadap eSports masih keliru.

"Atlet eSports dengan orang yang bermain gim itu jelas berbeda. Kamu pemain gim, bukan berarti atlet eSports. Dua hal yang kerap disalahartikan oleh masyarakat," kata dia kepada tirto, Minggu (14/4/2019).

Oleh sebab itu, kata Eddy, IeSPA akan merumuskan ketentuan mengenai siapa yang bisa disebut sebagai atlet eSports. Hal ini untuk sekaligus untuk membedakan aktivitas bermain game biasa dengan yang memang terkait "olahraga digital" ini.

"Garis besarnya [dari aturan tersebut] kami akan mulai sosialisasi kepada masyarakat terlebih dahulu," ujar Eddy.

Para pemain gim, kata dia, hanya bermain untuk hiburan. Sementara eSports mengedepankan sisi kompetitifnya sehingga tak bisa dilakukan sembarang orang.

"Dalam eSports itu mengutamakan olah fisik dulu. Karena tujuannya untuk menjaga diri agar lebih mudah berkonsentrasi, sebab butuh strategi tinggi," ujar dia.

Hal tersebut menurutnya mematahkan anggapan publik, bahwa eSports tidak butuh melakukan banyak aktivitas fisik.

Bahkan, dia melanjutkan, durasi latihan para atlet eSports dalam sehari dibatasi. Karena sifatnya bukan untuk hiburan, atlet eSport tidak diperkenankan untuk berlama-lama bermain.

"Satu jam hingga dua jam untuk latihan. Tidak benar kalau sampai 10 jam itu, bisa buyar konsentrasi. Sementara konsentrasi itu yang diutamakan atlet," kata Eddy.

Selain itu, kata dia, hal yang jauh lebih penting dilakukan seorang atlet eSport ialah mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Tujuannya untuk memberi asupan pada otak, sehingga asumsinya akan melancarkan proses mereka berpikir dan mengatur strategi saat bermain.

Selain itu, kata Eddy, pendidikan penting sebab hal itu berhubungan dengan masa depan atlet di masa tuanya. Apalagi, para atlet eSports pada umumnya memulai karir dari usia 21 tahun dan mencapai puncak di usia 27 hingga 28 tahun saja.

"Jangan percaya jika ada yang mengatakan kalau bermain eSports tak membutuhkan pendidikan. Justru pendidikan merupakan bagian terpenting dari eSports," jelasnya.

Sampai dengan saat ini Eddy mencatat setidaknya ada 500 atlet eSport yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka rata-rata berusia 21 tahun sampai 22 tahun.

Baca juga artikel terkait GAME ONLINE atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Olahraga
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Addi M Idhom