Menuju konten utama

IDI: Situasi RI Mengkhawatirkan, Faskes Hadapi Functional Collapse

Ketua Tim Mitigasi IDI Adib Khumaidi sebut sistem kesehatan secara fungsional, dalam konteks SDM, persediaan oksigen dan obat sudah kolaps.

IDI: Situasi RI Mengkhawatirkan, Faskes Hadapi Functional Collapse
Pasien mendapatkan perawatan di tenda darurat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (24/6/2021). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/rwa.

tirto.id - Ketua Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia Adib Khumaidi mengatakan dengan terus melonjaknya kasus COVID-19, situasi di Indonesia sudah mengkhawatirkan. Ia menyebut layanan kesehatan sudah mengalami functional collapse.

“Kondisi sekarang cukup mengkhawatirkan. Kita dihadapkan pada kondisi yang functional collapse,” Adib dalam diskusi daring yang disiarkan melalui akun YouTube PERSI, Jumat (16/7/2021).

Adib menyebut terjadi functional collapse bukan structural collapse sebab menurutnya, IGD masih ada, kemudian masih dapat dibuat tenda darurat dan penambahan tempat tidur untuk pasien.

“Tetapi secara fungsional sudah kolaps. Fungsional dalam konteks SDM, fungsional dalam kaitan oksigen, obat dan sebagainya,” ujar Adib.

Oleh sebab itu, menurutnya butuh intervensi dari sisi kebijakan untuk mencegah kolaps dengan melakukan pemberdayaan dan memberikan akses kepada masyarakat agar flow tidak terlalu banyak. Dan ada fase untuk tenaga kesehatan melakukan relaksasi.

“Sekarang mereka [nakes] digempur terus dengan kondisi saat ini. Memang harus ada upaya-upaya dari sisi regulasi agar ini tidak terlalu lama,” kata Adib.

Akibat terus menerima pasien COVID-19, beban nakes menjadi meningkat. Data menunjukkan selama terjadi lonjakan kasus juga telah menyebabkan ratusan nakes meninggal dunia.

LaporCOVID-19, koalisi warga untuk keterbukaan data, laporan warga, kajian, dan advokasi terkait COVID-19 mencatat sejak Maret 2020 hingga 16 Juli 2021 ada 1.299 nakes yang meninggal dunia. Mereka terdiri dari 491 dokter; 223 bidan; 11 Apoteker; 410 perawat; 5 sanitarian; 3 tenaga farmasi; 46 dokter gigi; 3 petugas ambulan; 8 rekam radiologi; 3 terapis gigi; 2 epidemiolog; 1 fisikawan medik; 1 entomolog; 34 ahli teknologi laboratorium medis; 3 elektromedik; dan 55 Lain-lain.

Dari 1.299 itu ada 168 yang tidak diketahui waktu kematiannya. Namun di luar itu distribusi angka kematian berdasarkan bulan menunjukkan pada Juli 2021 ini terjadi kenaikkan tertinggi.

“Baru tengah bulan [Juli 2021], 180 nakes meninggal karena COVID-19, sudah melampaui rekor selama bulan Januari,” kata Co-Inisiator LaporCOVID-19 Ahmad Arif, Jumat.

Tercatat pada Maret 2020 terdapat 16 nakes meninggal karena COVID-19, April 36; Mei 15; Juni 37; Juli 59; Agustus 57; September 68; Oktober 72; November 66; Desember 140; Januari 2021 ada 158 yang meninggal; Februari 78; Maret 34; April 11; Mei 18; Juni 86; dan Juli 180.

Baca juga artikel terkait LONJAKAN KASUS COVID-19 atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Restu Diantina Putri