Menuju konten utama

IDI: Pasien Alami Koinfeksi COVID, Cacar Monyet & HIV Amat Jarang

Satgas Clade mengingatkan bahwa infeksi HIV mungkin bisa menjadi dasar dari infeksi-infeksi yang lain masuk ke tubuh pasien tersebut.

IDI: Pasien Alami Koinfeksi COVID, Cacar Monyet & HIV Amat Jarang
Ilustrasi Cacar Monyet. foto/IStockphto

tirto.id - Satuan Tugas (Satgas) Monkeypox atau Clades Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyebut bahwa jarang sekali seorang pasien mengalami tiga infeksi sekaligus yaitu COVID-19, cacar monyet (clade), dan human immunodeficiency virus (HIV).

Hal ini merespons adanya berita terkait seorang pasien berusia 36 tahun di Italia didiagnosis dengan COVID-19, clade, dan HIV sekaligus. Kasus pada pria tersebut merupakan pertama di dunia.

“Jadi memang jarang sekali ya seorang pasien mengalami tiga infeksi sekaligus, memang jarang. Sehingga memang perlu diidentifikasi lebih lanjut, jangan-jangan memang status imunitas dari pasien ini memang sangat rendah,” ujar Ketua Satuan Tugas Satgas Monkeypox atau Clades PB IDI Hanny Nilasari dalam acara “IDI Menjawab” bertajuk “Monkeypox Indonesia”, yang disiarkan via Instagram Live @ikatandokterindonesia, Kamis (1/9/2022) sore.

Dia juga mengatakan kemungkinan kasus pada pasien tersebut merupakan suatu koinsiden atau koinfeksi. Tetapi, Hanny mengingatkan bahwa infeksi HIV mungkin bisa menjadi dasar dari infeksi-infeksi yang lain masuk ke tubuh pasien itu.

“Karena kalau infeksi HIV, tentunya sudah ada penurunan imunitas ya secara umum. Sehingga, infeksi yang kecil pun bisa menjadi berat begitu pada orang-orang HIV,” jelas Hanny.

Kemudian dia menambahkan, jika infeksinya bertambah berat, maka kemungkinan imunitas pasien di Italia itu sudah sangat rendah. “Apalagi [jika] infeksinya yang memang berat, bisa bertambah berat. Jadi, kemungkinannya karena imunitas pasiennya yang memang sudah sangat rendah,” kata Hanny.

Mengutip dari kantor berita Business Insider India pada 27 Agustus 2022, terdapat seorang pria berusia 36 tahun di Italia yang didiagnosis dengan COVID-19, clade, dan HIV sekaligus. Lalu, kekhawatiran koinfeksi telah meningkat di seluruh dunia.

Pasien itu mengaku telah melakukan hubungan seksual tanpa kondom selama perjalanan ke luar negeri dan menderita gejala dari ketiga penyakit tersebut. Di sisi lain, para ahli menyebut bahwa kasus pria Italia itu unik.

“Kasus ini menyoroti bagaimana gejala cacar monyet dan COVID-19 dapat tumpang tindih, serta menguatkan bagaimana kasus koinfeksi, pengumpulan anamnestik, dan kebiasaan seksual sangat penting untuk melakukan diagnosis yang benar,” tulis Journal of Infection, yang merilis rincian kasus ini.

Kasus pria itu adalah yang pertama di dunia, di mana dua dari tiga penyakit telah dinyatakan endemik dan pandemi. Hal ini menunjukkan bahwa virus-virus ini semuanya lazim di seluruh dunia.

Dokter menerangkan, orang-orang dari semua kelompok usia dapat terinfeksi bersama dan tingkat keparahannya tergantung pada kesehatan dan kesejahteraan pasien. Adapun orang dengan kekebalan rendah lebih rentan terkena beberapa infeksi pada saat yang bersamaan.

“Kelompok rentan dari segala usia yang memiliki masalah kesehatan serius lainnya seperti kondisi jantung atau paru-paru, sistem kekebalan yang lemah, obesitas, atau diabetes dapat terinfeksi bersama,” kata Profesor Shahzad Mirzal di Dr D Y Patil Medical College, Rumah Sakit dan Pusat Penelitian kepada Business Insider India.

Dia menambahkan bahwa koinfeksi sebenarnya terkait dengan kondisi. “Ini lebih banyak terjadi pada imunosupresi, atau pasien yang dirawat di ICU (intensive care unit) atau pasien yang menderita penyakit penyerta, dan lain-lain,” ujar dia.

Baca juga artikel terkait WABAH CACAR MONYET atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri