Menuju konten utama

IDI: Jumlah Dokter Cukup, tapi Perlindungan & Insentif Belum Jelas

Kemenkes berencana memberdayakan dokter yang baru menyelesaikan magang untuk menangani pasien COVID-19.

IDI: Jumlah Dokter Cukup, tapi Perlindungan & Insentif Belum Jelas
Sejumlah perawat bersiaga dengan mengenakan alat pelindung diri di Instalasi Gawat Darurat khusus penanganan COVID-19 di RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (5/6/2020). ANTARA FOTO/FB Anggoro/pras.

tirto.id - Ketua Tim Mitigasi COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi mengatakan lulusan dokter yang siap diperbantukan dalam penanganan COVID-19 jumlahnya cukup banyak. Akan tetapi, Adib mengatakan belum ada kejelasan soal perlindungan dan insentif saat mereka diperbantukan menangani pasien infeksi virus Corona.

Adib mengungkapkan jumlah dokter yang telah lulus uji kompensi dan akan menjalani program internship atau magang ada sekitar 3.330.

"Itu bisa diperbantukan di faskes yang membutuhkan. Kemudian ada yang pasca internship itu ada sekitar 10.000 dokter," kata Adib melalui sambungan telepon, Rabu (14/7/2021).

Belasa ribu dokter itu kata Adib sebetulnya dapat diperbantukan di faskes-faskes yang kekurangan dokter untuk penanganan COVID-19. Namun kendala di lapangan yakni informasi mengenai kebutuhan dan teknis lainnya belum tersampaikan.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam hal ini yang memiliki program percepatan pemenuhan tenaga kesehatan (nakes) untuk penanganan COVID-19, tetapi sosialisasinya tidak jelas.

"Mereka [dokter] tidak terinformasikan. Karena tidak tersosialisasikan program itu. Nanti seperti apa dan bagaimana Insentifnya. Kemudian masalah perlindungan dan keselamatan seperti apa. Itu hal-hal teknis, yang saya kira juga perlu disampaikan," kata Adib.

Dia mengatakan ada beberapa daerah yang sudah memetakan kebutuhan dokter, kemudian mengisi kekurangannya dengan memberdayakan para dokter yang magang atau pasca magang. Akan tetapi, itu baru dilakukan secara sporadis.

"Ini harus ada maping dimana wilayah dan faskes yang membutuhkan," kata Adib.

Rencana pengerahan dokter di tengah kekurangan tenaga kesehatan dalam penanganan COVID-19 itu diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kemarin.

Kemenkes berencana memberdayakan dokter yang baru menyelesaikan magang atau internship untuk menangani pasien COVID-19.

Budi memproyeksikan Jawa-Bali akan kekurangan tenaga kesehatan saat terjadi lonjakan kasus 30 persen. Jawa-Bali akan kekurangan 16.675 perawat dan 2.270 dokter umum.

Baca juga artikel terkait NAKES COVID-19 atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Gilang Ramadhan