Menuju konten utama

IDAI: Kasus COVID-19 pada Anak Meningkat Drastis Sebulan Terakhir

Tren peningkatan kasus COVID-19 pada anak meningkat sejak 24 Januari 2022 sebanyak 646 pasien dan sudah mencapai 7.190 pasien per 7 Februari 2022.

IDAI: Kasus COVID-19 pada Anak Meningkat Drastis Sebulan Terakhir
Petugas Dinas Kesehatan mengambil sampel lendir hidung dan tenggorokan siswa yang kontak erat dengan siswa terkonfirmasi positif COVID-19 untuk dilakukan tes Swab PCR di SD Marsudirini, Solo, Jawa Tengah, Senin (7/2/2022). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww.

tirto.id - Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso melaporkan kasus COVID-19 pada anak mengalami tren peningkatan yang cukup tinggi dalam sebulan terakhir.

"Laporan teman-teman di cabang, pasien anak saat ini dibanding Januari sudah 10 kali lipat lebih banyak. Tren kenaikannya luar biasa," kata Piprim Basarah Yanuarso dalam konferensi pers Peluncuran Buku Pedoman Tata Laksana COVID-19 Edisi 4 yang diikuti melalui Zoom di Jakarta, Rabu (9/2/2022) dilansir dari Antara.

Ia mengatakan tren peningkatan kasus COVID-19 pada anak meningkat sejak 24 Januari 2022 sebanyak 646 pasien, 31 Januari 2.775 pasien, dan 7 Februari mencapai 7.190 pasien.

"Artinya 300 persen naiknya," katanya.

IDAI menilai sudah tepat kebijakan pemerintah menerapkan 50 persen pembelajaran tatap muka dan 50 persen pembelajaran jarak jauh serta memberikan opsi kepada orang tua untuk memilih tempat belajar yang aman.

Keputusan itu diyakini Piprim bisa menekan risiko anak jatuh sakit akibat COVID-19.

"Walau sebagian bergejala ringan jangan sepelekan. Kasus berat pada anak mulai ada yang dilaporkan," katanya.

IDAI mengimbau orang tua untuk menyiapkan anak patuh pada prokes, khususnya anak di atas dua tahun pakai masker yang benar, cuci tangan, jauhi kerumunan dan tidak disarankan bawa anak ke pusat keramaian.

"Jangan dibawa ke lingkungan dengan ventilasi tertutup. Ini perlu diperhatikan orang tua. Kalau terpapar, pertama jangan panik, karena kepanikan menutup akal sehat, kita jadi tidak bisa berpikir. Lakukan telekomunikasi dengan dokter untuk memantau tanda bahaya yang bisa dialami anak," ujarnya.

Baca juga artikel terkait COVID-19 PADA ANAK

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto