Menuju konten utama

Hukum Menggabungkan Puasa Arafah dengan Puasa Qadha Ramadhan

Apa hukum menggabungkan niat qadha puasa Ramadhan dengan puasa Arafah? Apakah hal tersebut diperbolehkan dalam Islam?

Hukum Menggabungkan Puasa Arafah dengan Puasa Qadha Ramadhan
Ilustrasi berdoa. foto/istockpphoto

tirto.id - Menjelang hari raya Idul Adha, terdapat puasa sunah yang amat dianjurkan pengerjaannya, yaitu puasa Arafah yang dilaksanakan pada setiap tanggal 9 Zulhijah, atau sehari sebelum Idul Adha.

Pada bulan Zulhijah 1441 hijriah, atau tahun ini, jadwal puasa Arafah jatuh pada Kamis, 30 Juli 2020. Sebab, berdasarkan sidang isbat yang digelar Kementerian Agama RI, pada 21 Juli lalu, tanggal 10 Zulhijah 1441 hijriah atau Idul Adha jatuh pada tanggal 31 Juli 2020.

Keutamaan puasa sunah Arafah ini tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW berikut ini:

"Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura [10 Muharram] menghapuskan dosa setahun yang lalu," (HR Muslim).

Lalu, bagaimana jika seorang muslim ingin melakukan puasa sunah ini, sementara ia belum selesai meng-qada puasa Ramadan? Apakah ia bisa mendahulukan puasa sunah sebelum puasa wajib?

Dalam "Hukum Qadha Puasa Ramadhan Digabung dengan Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah" yang ditulis Alhafiz Kurniawan di NU Online, dinyatakan dua penjelasan.

Pertama, orang yang memiliki utang puasa wajib Ramadhan, sebaiknya melakukan qada puasanya sebelum memasuki waktu puasa Arafah, jika ia ingin menunaikan puasa sunah ini. Namun, jika baru teringat akan utang puasa Ramadhan menjelang hari Arafah, ia tetap boleh mengerjakannya.

Kedua, jika qada puasa Ramadhan ingin digabungkan pengerjaannya pada hari Arafah maka ia dapat merujuk ke pendapat Ibnu Hajar al-Haitami, ulama besar dari madzhab Syafi'i. Menurut Ibnu Hajar al-Haitami, niat qada puasa Ramadan boleh digabung dengan niat puasa Arafah, dan orang yang melaksanakannya bisa menuai pahala keduanya.

Pendapat tersebut juga dibenarkan oleh Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi sebagaimana tertera di kitab I‘anatut Thalibin.

“Puasa sunah pada hari-hari yang sangat dianjurkan untuk puasa memang dimaksudkan untuk hari-hari tersebut. Namun, orang yang berpuasa dengan niat lain pada hari-hari tersebut, maka dapatlah baginya keutamaan. Ia menambahkan dalam kitab Al-I‘ab. Dari sana, Al-Barizi berfatwa bahwa seandainya seseorang berpuasa pada hari tersebut dengan niat qada atau sejenisnya, maka dapatlah keduanya, baik ia meniatkan keduanya atau tidak,” (Juz II, Hlm. 224).

Jadi berdasarkan pendapat dua ulama dari Mazhab Syafii di atas, hukum menggabungkan niat qadha puasa Ramadan dan puasa sunah Arafah adalah boleh.

Baca juga artikel terkait PUASA ARAFAH atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom