Menuju konten utama
Hukum Bacaan Mim Sukun

Hukum Bacaan Ikhfa Syafawi Beserta Contoh dan Pengertiannya

Hukum bacaan ikhfa syafawi adalah dengan menyamarkan lafal mim mati di bibir sembari didengungkan. Apa pengertian ikhfa syafawi dan contohnya?

Hukum Bacaan Ikhfa Syafawi Beserta Contoh dan Pengertiannya
Ilustrasi membaca Al-Quran. antara foto/m risyal hidayat/ama/16

tirto.id - Dalam ilmu tajwid, hukum bacaan ikhfa syafawi tergolong dalam bahasan mim sukun (مْ) yang bertemu huruf hijaiyah (ب). Cara membaca ikhfa syafawi adalah dengan menyamarkan bacaan mim mati di bibir sembari didengungkan. Lantas, apa pengertian ikhfa syafawi dan contohnya?

Untuk membaca Al-Quran, setiap muslim harus memahami ilmu tajwid dengan baik dan benar. Apabila ayat Al-Quran dibaca tanpa mengikuti kaidah tajwid, maknanya akan melenceng dan berubah dari yang seharusnya.

Salah satu bahasan ilmu tajwid adalah hukum mim sukun (مْ) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah. Hukum mim mati atau mim sukun terdiri dari konsep ikhfa syafawi, idgham mimi atau idgham mutamatsilain, dan izhar syafawi.

Tulisan ini akan membahas mengenai konsep ikhfa syafawi, mulai dari pengertian, hukum bacaan, dan contoh-contohnya.

Pengertian Ikhfa Syafawi dalam Ilmu Tajwid

Dalam bahasa Arab, ikhfa (ﺇﺧﻔﺎﺀ) artinya samar-samar. Sementara itu, syafawi (شفوي) artinya bibir.

Dengan demikian, ikhfa syafawi dalam ilmu tajwid adalah bacaan samar dan berdengung ketika mim sukun bertemu dengan huruf ba (ب), sebagaimana ditulis Marzuki dan Sun Choirul Ummah dalam Dasar-Dasar Ilmu Tajwid (2020).

Hukum bacaan ikhfa syafawi adalah dengan dilafalkan secara samar-samar, tidak dengan jelas, serta didengungkan. Posisi bibir ketika membaca ikhfa syafawi tidak tertutup rapat agar dapat didengungkan.

Contoh kata yang tergolong ikhfa syafawi adalah فَاحْكُم بَيْنَهُم (bacaan latinnya: Fahkum bainahum), تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ (bacaan latinnya: Tarmiihim bihijaroh), وَكَلْبُهُم بَاسِطٌ (bacaan latinnya: Wakalbuhum baasitun).

Contoh Bacaan Ikhfa Syafawi dalam Al-Quran

Berikut ini contoh bacaan Al-Quran yang memuat kaidah ilmu tajwid ikhfa syafawi.

1. QS. As-Shaff Ayat 4

إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلَّذِينَ يُقَٰتِلُونَ فِى سَبِيلِهِۦ صَفًّا كَأَنَّهُم بُنْيَٰنٌ مَّرْصُوصٌ

Bacaan latinnya: "Innallāha yuḥibbullażīna yuqātilụna fī sabīlihī ṣaffang ka`annahum bun-yānum marsuus"

Artinya: "Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh," (QS. As-Shaff [61]: 4).

2. QS. Al-Insan Ayat 15

وَيُطَافُ عَلَيْهِم بِـَٔانِيَةٍ مِّن فِضَّةٍ وَأَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيرَا۠

Bacaan latinnya: "Wa yuṭāfu 'alaihim bi`āniyatim min fiḍḍatiw wa akwābing kānat qawārīrā"

Artinya: "Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca," (QS. Al-Insan [76]: 15).

3. QS. Al-Kahfi Ayat 21

وَكَذَٰلِكَ أَعْثَرْنَا عَلَيْهِمْ لِيَعْلَمُوٓا۟ أَنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّ وَأَنَّ ٱلسَّاعَةَ لَا رَيْبَ فِيهَآ إِذْ يَتَنَٰزَعُونَ بَيْنَهُمْ أَمْرَهُمْ ۖ فَقَالُوا۟ ٱبْنُوا۟ عَلَيْهِم بُنْيَٰنًا ۖ رَّبُّهُمْ أَعْلَمُ بِهِمْ ۚ قَالَ ٱلَّذِينَ غَلَبُوا۟ عَلَىٰٓ أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِم مَّسْجِدًا

Bacaan latinnya: "Wa każālika a'ṡarnā 'alaihim liya'lamū anna wa'dallāhi ḥaqquw wa annas-sā'ata lā raiba fīhā, iż yatanāza'ụna bainahum amrahum fa qālubnụ 'alaihim bun-yānā, rabbuhum a'lamu bihim, qālallażīna galabụ 'alā amrihim lanattakhiżanna 'alaihim masjidā"

Artinya: "Dan demikian [pula] Kami mempertemukan [manusia] dengan mereka, agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika orang-orang itu berselisih tentang urusan mereka, orang-orang itu berkata: 'Dirikan sebuah bangunan di atas [gua] mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka'. Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: 'Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya'," (QS. Al-Kahfi [18]: 21).

Baca juga artikel terkait HUKUM BACAAN MIM SUKUN atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Abdul Hadi