Menuju konten utama

Hujan Es di Jogja, Kenapa Bisa Terjadi dan Penjelasan Lengkap BMKG

BMKG Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta mengatakan fenomena hujan es masih akan berpotensi terjadi di beberapa wilayah Jogja hingga April mendatang.

Hujan Es di Jogja, Kenapa Bisa Terjadi dan Penjelasan Lengkap BMKG
Ilustrasi Hujan Es. FOTO/antaranews

tirto.id - Hujan es kembali terjadi di Jogja, Rabu (3/3/2021) siang sekitar pukul 13.20 WIB di Kotabaru dan Turi.

Kepala Kelompok Analisa dan Prakiraan Cuaca BMKG Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta, Sigit Hadi Prakosa saat dihubungi redakti Tirto membenarkan adanya fenomena hujan es yang terjadi di dua wilayah Jogja tersebut.

Sigit mengatakan, fenomena hujan es yang terjadi di Jogja hari ini merupakan yang kedua selama beberapa hari ini.

"Betul ini hujan es kedua di Jogja dalam minggu ini, laporan dari masyarakat, Selasa kemarin hujan es di Turi lalu hari ini di Kotabaru dan Turi," kata Sigit.

Sigit menambahkan, fenomena hujan es ini masih akan berpotensi terjadi di beberapa wilayah Jogja hingga April mendatang.

"Ke depan potensi hujan es masih akan terjadi hingga berakhirnya masa pancaroba (April)," tegas Sigit.

Menurut Sigit beberapa daerah di Jogja yang berpotensi akan mengalami hujan es di antaranya:

- Sebagian besar wilayah Kota Jogja

- Sleman bagian utara, Cangkringan, Pakem, Turi, Ngaglik, Ngemplak

- Kulomprogo bagian utara, Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo

Apa penyebab hujan es?

Sigit menjelaskan, hujan es adalah fenomena alam biasa yang terjadi bersamaan dengan hujan lebat. Saat udara hangat, lembab dan labil terjadi di permukaan bumi maka pengaruh pemanasan bumi yang intensif akibat radiasi matahari akan mengangkat massa udara tersebut ke atas/atmosfer dan mengalami pendinginan.

Setelah terjadi kondensasi akan terbentuk titik-titik air yang terlihat sebagai awan Cumulonimbus (Cb).

"Karena kuatnya energi dorongan ke atas saat terjadi proses konveksi maka puncak awan sangat tinggi hingga sampai freezing level. Freezing level ini terbentuk kristal-kristal es dengan ukuran yg cukup besar," ujarnya.

Saat awan sudah masak dan tidak mampu menahan berat uap air, terjadi hujan lebat disertai es. Es yang turun ini bergesekan dengan udara sehingga mencair dan ketika sampai permukaan tanah ukurannya lebih kecil.

Ciri terjadinya fenomena hujan es

Sigit menjelaskan beberapa ciri sebelum terjadinya fenomena hujan es di antaranya,

1. Hujan es biasa terjadi pada musim pancaroba atau sekitar Maret, April

2. Hujan yang terjadi tidak merata atau bersifat sporadis lokal

"Karena di bulan Maret biasanya tanda-tandanya sudah ada seperti pancaroba, cuaca panas, suhu meningkat, cuaca cenderung cerah dan terik kemudian hujan yg terjadi tidak merata bersifat sporadis lokal," katanya.

3. Biasanya akan terjadi siang hingga sore hari

"Terjadi siang hingga sore, pagi sampai siang biasanya panas sekali lalu tiba-tiba sore hujan lebat," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait JOGJA HUJAN ES atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH