Menuju konten utama

Huawei Peringatkan Pembatasan Paten AS Akan Rugikan Inovasi Global

Usulan pembatasan paten muncul setelah sebuah laporan menyebut bahwa Huawei meminta 1 miliar dolar AS kepada Verizon untuk penggunaan paten perusahaan.

Huawei Peringatkan Pembatasan Paten AS Akan Rugikan Inovasi Global
Kantor pusat perusahaan Huawei Technologies di gedung pencakar langit gedung perkantoran modern di kawasan bisnis Vilnius, Lithuania. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Huawei peringatkan seorang AS, Kamis (27/6/2019), soal usulan pembatasan paten perusahaan yang berisiko bagi inovasi global.

Usulan Senator Marco Rubio ini muncul setelah adanya laporan bahwa Huawei meminta 1 miliar dolar AS kepada operator telepon AS, Verizon, untuk penggunaan paten Huawei.

Meski begitu, Huawei tak mengonfirmasi angka pasti dari laporan itu.

“Jika proposal legislatif seperti itu disahkan, itu akan menjadi bencana bagi inovasi global. Itu akan memiliki konsekuensi yang mengerikan. Itu akan menghancurkan fondasi perlindungan properti intelektual (IP),” kata Chief Legal Officer Huawei Song Liping dalam jumpa pers, dikutip AP News.

Song menambahkan, mengusik paten Huawei akan mengancam sistem kekayaan intelektual yang mendukung pengembangan teknologi.

“Kami bertujuan untuk melindung IP kami untuk melindungi bisnis global Huawei dan tidak berniat menyalahgunakan IP. Kami menentang adanya royalti yang besar dan kami berpikir bahwa biayanya harus berada dalam ranah yang wajar,” katanya lagi.

Melansir Sydney Morning Herald, Huawei memiliki hampir 88.000 paten dan mengantongi 1,4 miliar dolar AS dalam pendapatan lisensi sejak 2015. Dalam 20 tahun terakhir, Huawei telah membayar royalti sekitar 6 miliar dolar AS kepada perusahaan-perusahaan lain yang berpusat di AS.

Huawei telah menerima tekanan atas keputusan administrasi Trump terkait pembatasan aksesnya dalam chip di AS untuk smartphone dan komponen beserta teknologi lainnya.

Hal itu berdasarkan pada tuduhan pemerintah AS yang mengatakan Huawei menjadi fasilitas mata-mata Cina.

Namun, Huawei telah membantah tuduhan itu dan menganggap bahwa perusahaan dicap sebagai ancaman yang dapat menganggu industri teknologi AS, demikian ditulis ABC News.

Sementara itu, CEO Huawei Ren Zhengfei mengatakan, perusahaan tengah membatasi biaya produksi sebesar 30 miliar dolar AS selama dua tahun kedepan karena pembatasan yang diberlakukan oleh AS.

Selain itu, kata dia, penjualan smartphone Huawei akan mengalami penurunan sebesar 40% di luar Cina.

Huawei merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun 1986, memiliki anggaran penelitian dan pengembangan terbesar di Cina sebesar 15 miliar dolar AS pada tahun 2018.

Perusahaan ini disebut sebagai pemimpin dalam pengembangan teknologi telekomunikasi generasi mendatang.

Baca juga artikel terkait PERANG DAGANG AS atau tulisan lainnya dari Adrian Samudro

tirto.id - Teknologi
Kontributor: Adrian Samudro
Penulis: Adrian Samudro
Editor: Ibnu Azis